Rabu, 25 Maret 2015

3 ORANG YANG MERAMALKAN TERJADINYA PERANG




1. Billy Mitchell

Sosoknya begitu dikenal sebagai Jenderal sekaligus bapak dari Angkatan Udara Amerika Serikat saat Perang Dunia pertama. Mitchell termasuk pelopor penggunaan kekuatan udara dalam militer untuk menghadapi armada laut musuh.
Pada tahun 1925, ia menulis buku Winged Defense yang berisi peringatan, betapa lemahnya Angkatan Laut Amerika. Mitchell bahkan memberi prediksi bahwa Jepang bisa saja melancarkan serangan udara kepada salah satu basis militer Amerika di Pasifik, yakni Hawaii.
Sayang, di waktu bersamaan ia harus berhadapan dengan pengadilan militer karena telah mengkritik atasannya. Akibatnya, tak ada yang mengindahkan peringatan yang sudah ia tulis. Seperti kita tahu, kekhawatiran Mitchell terbukti saat Jepang membombardir Pearl Harbor, Hawai sebagai salah satu pencetus keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II.
2. Ferdinand Foch

Siapa dia? Seorang tentara Prancis sekaligus pahlawan Perang Dunia I. Setelah perang berakhir dengan penandatanganan perjanjian Versailles di tahun 1919, Foch merasa perjanjian tersebut tidak menjanjikan keamanan yang pasti bagi Prancis. Ia melihat, ini hanya untuk melemahkan kedudukan Jerman di satu sisi.
Hebatnya, ia bisa meramalkan dengan tepat saat mengatakan, “Ini bukan perdamaian. Ini hanya gencatan senjata selama 20 tahun.” Seperti yang dicatat sejarah, tahun 1939 – tepatnya 20 tahun 26 hari setelah perjanjian Versailles, Perang Dunia II meletus.
Ironis, peringatannya tidak diindahkan oleh orang paling berpengaruh, Presiden Woodrow Wilson serta Perdana Menteri David George. Mereka berpikir Foch terlalu khawatir. Sang presiden yakin kalau Jerman akan menjaga kehormatan mereka untuk mematuhi perjanjian yang telah dibuat.
3. Isoroku Yamamoto

Boleh jadi Yamamoto menjadi tokoh paling unik. Ia sebenarnya jadi dalang serangan angkatan udara Jepang kepada armada laut Amerika di Pearl Harbor, Hawaii. Padahal, dari awal ia sudah tahu kalau serangan tersebut tidak akan berpengaruh banyak bagi Jepang untuk melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat.
Yamamoto mengemukakan pendapatnya, memang setelah serangan ke Hawaii lalu dilanjutkan ke beberapa kawasan di Pasifik akan memberi kemenangan bagi Jepang selama satu tahun. Namun setelah itu kekuatan laskar para shogun ini akan menurun. Penyebabnya, biaya yang dibutuhkan Jepang untuk bisa menang perang terlalu mahal.
Toh, tak ada yang mendengarkan prediksi Yamamoto. Alasanya sederhana, karena semua masyarakat Jepang saat itu dibakar oleh semangat nasionalisme yang tinggi. Rakyat justru memandang pikiran Yamamoto ini menunjukkan kelemahannya sebagai pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar