Rabu, 25 Maret 2015

Perkawinan Manusia Dan Homo Sapiens Neanderthal Pernah Terjadi



2014
Sejak beberapa tahun terakhir, ilmuwan DNA berdebat tentant DNA Neanderthal yang memiliki kemiripan dengan manusia, tapi belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Dan baru-baru ini, studi DNA telah membuktikan bahwa perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal pernah terjadi, studi ini menggunakan metode analisis gen nenek moyang Eropa dan Asia.
Menurut ilmuwan, pendekatan metode analisis genetik manusia dan Neanderthal (Homo Sapiens Neanderthalensis) telah diperoleh perbedaan antara dua skenario yang pada akhirnya bisa terjelaskan dalam hal kesamaan genetik. Konrad Lohse, salah satu tim peneliti dari University of Edinburg menjelaskan analisis mereka dalam jurnal Genetics edisi April 2014.

Kemungkinan Perkawinan Manusia Dan Homo Sapiens Neanderthal

Dalam studi DAN perkawinan antara manusia modern dan homo sapiens Neanderthal, terkadang bisa saja terjadi ketika mereka bermigrasi keluar dari Afrika. Skenario alternatif menjelaskan bahwa manusia yang meninggalkan Afrika berevolusi dari sub-populasi leluhurnya, dimana sebelumnya juga telah melahirkan spesis Neanderthal.
Homo Sapiens Neanderthal
Beberapa peneliti juga berpendapat, skenario antar pembiakan mungkin lebih memungkinkan karena sesuai dengan pola genetik yang terlihat pada studi. Dalam beberapa studi terjadi pembandingan beberapa sampel genom manusia modern. Akan tetapi metode baru justru mengesampingkan skenario alternatif tanpa memerlukan data tambahan.
Data yang digunakan ilmuwan dalam analisis perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal membutuhkan informasi beberapa jenis genom diantaranya gen Neanderthal, gen Eropa dan Asia, Afrika dan gen simpanse. Metode yang sama akan berguna dalam studi lain dari perkawinan silang dimana sampel terbatas juga tersedia.
Menurut Lohse, ilmuwan mungkin telalu membaca terlalu banyak fakta, bahwa metode baru memperkirakan kontribusi genetik sedikit lebih banyak dari pada gen Neanderthal dan manusia modern. Hal ini sering terjadi dalam penelitian sebelumnya dimana ilmuwan memperdebatkangaris keturunun pria bukan dari Adam, melainkan perkawinan silang.
Analisis ini akan semakin menambah perdebatan perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal, sementara bagi ilmuwan hal ini merupakan pemahaman baru dalam sejarah evolusi dari organisme lain. Apakah manusia benar-benar keturunan asli atau pernah terjadi perkawinan silang setelah kelahiran cucu Adam?

Sejarah Sapi Ternak Berasal Dari Timur Tengah?


 2014
Bagaimana sejarah sapi ternak untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu umat manusia? Tim genetika dan antropolog menduga bahwa manusia kuno telah menjinakkan dan berternak sapi di benua Afike hampir 10,000 tahun yang lalu. Ilmuwan berusaha membuka tabir sejarah genetik dari 134 sapi diseluruh dunia, dimana mereka menemukan bahwa sejarah sapi ternak di Afrika kuno berasal dari 'Fertile Crescent', wilayah yang saat ini meliputi Irak, Yordania, Suriah dan Israel.
Dalam studi yang dipublikasikan pada PLoS Genetics, Jared Decker dan tim peneliti lainnya membandingkan persamaan dan perbedaan antara berbagai genetik keturunan berbeda untuk menentukan keturunan terkait selanjutnya. Ilmuwan menemukan pencampuran sejarah sapi ternak asli di Indonesia dengan sapi impor India, sapi Eropa dengan Afrika dan Spanyol, sapi ternak Eropa dan Asia (Korea dan Jepang).

Studi Genetik Sejarah Sapi Ternak

Sapi Afrika mirip dengan sapi yang pertama kali dijinakkan di timur Tengah sekiatar 10 ribu tahun lalu. Bukti genetik menyatakan bahwa hewan ternak dibawa ke Afrika oleh petani yang bermigrasi ke Selatan. Sapi diternakkan kemudian berkembang biak dengan sapi liar didaerah tersebut dan mengubah susunan genetik yang cukup membingungkan.
Para peneliti genetik juga menentukan keunikan sejarah sapi ternak keturunan Amerika, seperti Texas Longhorn merupakan hasil dari peternakan sapi Spanyol yang dikirim dari Eropa oleh penjajah di abad ke-16. Keturunan sapi Zebu atau sapi Brahmana dari India yang diimpor ke Amerika melalui Brazil pada akhir tahun 1800-an. 
Sejarah Sapi Ternak, sapi timur tengah
Menurut Decker, penemuan genetik sapi ternak membantu mengungkap asal usul genetika dan mengungkap informasi penting tentang sejarah manusia. Dalam banyak hal, genetik sejarah sapi ternak mencerminkan perkembangan peradaban manusia. 
Dalam kasus sapi Afrika, antropolog dan ahli genetika menduga bahwa sapi Afrika merupakan hewan ternak asli dari benua tersebut, tetapi sebenarnya sapi ternak dibawa melalui migrasi selama ribuan tahun lalu. Sejarah genetik telah membuktikan bahwa peternakan dianggap sangat penting bagi manusia untuk memaksimalkan kebutuhan daging dan produksi susu. 
Dengan memahami sejarah sapi ternak turunan nantinya mampu mencari solusi untuk kebutuhan pertanian, khususnya di Asia. Misalnya mencari solusi agar sapi ternak lebih tahan terhadap penyakit, bagaimana memaksimalkan peternakan pada lahan pertanian, dan solusi meningkatkan produksi susu dan daging sapi.

Berikut Kisah Biografi Hercules - Sang Preman tanah abang


Kisah HERCULES - Sang Preman Tanah Abang
Hercules Rosario Marshal adalah nama aslinya… ia ternyata merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor-timur sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah jika sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASUS ketika menggelar operasi di Tim-tim. Namun nasib lain hinggap pada dirinya, musibah yang dialaminya di Tim-tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta.

Menurut pengakuan Hercules, dirinya masuk ke Jakarta pada sekitar tahun 1987. Awalnya Hercules masuk di Hankam Seroja penyandang cacat saat dirinya mendapatkan luka di bagian tangan dalam Operasi Seroja dan mendapatkan pelatihan keterampilan di sana. “Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan setelah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati,” kata Hercules.
Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.

Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya

Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.

Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian. Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan antar-preman.

Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok Hercules malang melintang di kawasan perdagangan Tanah Abang. Tak heran jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan Tanah Abang.

Banyak cerita dari pria yang bernama lengkap Hercules Rozario Marshal ini. Mulai sepak terjangnya ketika memulai menjadi preman di Jakarta, isu kedekatannya dengan Prabowo Subianto, hingga pengakuannya yang kini belum pernah membunuh orang dan soal mitos yang menyebut dirinya kebal peluru.

Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim (kini Timor Leste) 45 tahun lalu ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.

Pada suatu kesempatan ada yang mencoba menanyakan salah satu mitos yang beredar di kalangan masyarakat adalah apakah Hercules kebal peluru? Dengan tersenyum Hercules, membantah hal itu. “Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat karena berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu membuat saya selamat,” uangkapnya.

Di balik cerita-cerita seram mengenai dirinya, jarang yang mengetahui bahwa ternyata Hercules adalah penerima penghargaan Bintang Seroja dari pemerintah, saat bergerilya di Timor Timur.

Di balik sosok yang menyeramkan ini juga , ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi anak-anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian. Soal beras, memang tidak menjadi soal baginya karena Hercules memiliki tujuh hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga bantuan bahan bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.

Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu bisa terus berjalan dan berkembang.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ.

Walau bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap berpegang teguh pada nilai-nilai budaya Timor Leste. Hal ini terlihat jelas saat sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain adalah saudara sepupu Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.
Menurut pegakuan Hercules , dia beberapa kali berurusan dengan kepolisian. Meski pernah dipenjara beberapa waktu, Hercules mengakui hingga saat ini dirinya belum pernah sekali pun melakukan tindakan pembunuhan dan pemerasan. Dalam kasus penyerangan ke kamar Jenazah RSCM, Hercules menyebutkan saat itu ditahan selama 60 hari dan pada kasus Indopos, dirinya ditahan selama 40 hari.

“Saya tidak pernah ditahan karena membunuh orang, memeras orang. Nama saya di kepolisian masih bersih. Mudah-mudahan tidak ada,” ucapnya.

Dalam kasus premanisme, lanjut Hercules, preman berasal dari kata free-man yang berarti orang bebas. Banyaknya preman yang muncul dikarenakan masalah pendidikan dan tidak dimilikinya keterampilan untuk berkembang. Namun jika preman itu melakukan tindakan kekerasan maka adalah tanggung jawab kepolisian untuk menindaknya.

Biasanya preman ini berakhir bekerja sebagai debt collector. Hercules pun juga mengakui dirinya pernah bekerja debt collector.”Ya kalau tidak dibayar ya saya tagih,” katanya.

Mengenai pertobatannya, dia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2006 lalu, dia memutuskan memulai pertobatannya. Kini Hercules mengaku memasuki dunia bisnis seperti kapal, dan perikanan. “Manusia hidup sementara. Mati akan dipanggil satu-satu, tinggal menunggu kematian. Sekarang, saya sadar, saya bertobat, masuk dunia bisnis dan membantu manusia yang membutuhkan,” kata Hercules yang menyebut pertobatan Hercules ini dimulai sejak 10 tahun yang lalu.

Hercules pun membuat ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan ormas ini Hercules berharap dapat membantu masyarakat lainya yang terkena musibah.

Kalau dityanya soal kedekatan Hercules dengan Prabowo. Hercules menegaskan bahwa dirinya dengan Prabowo Subianto mempunyai kedekatan emosional. Hal itu dikarenakan dirinya bersama Prabowo adalah alumni dari Timor Timur. Namun, tidak hanya kepada Prabowo saja Hercules dekat secara emosional, pria ini juga mengaku dekat dengan orang-orang yang sama-sama berjuang di Timor Timur.(sumber)

Genetik Ungkap Migrasi Manusia Neolitik Ke Eropa



2014
Dikalangan sejarawan, mereka masih mempertanyakan bagaimana manusia periode Neolitik migrasi ke Eropa. Saat ini, para pakar arkeolog menggunakan transisi yang terjadi pada pemburu-pengumpul dan bukti pertanian untuk menandai beraakhirnya era Paleolitik dan awal era Neolitik. 
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences edisi 6 Juni 2014, menganalisa penanda genetik populasi modern mungkin memberikan petunjuk baru tentangpergerakan manusia periode Neolotik

Peran Pelaut Bawa Budaya Neolitik Ke Eropa

Antara tahun 8800 hingga 10,000 SM di Levant, wilayah Mediterania timur (saat ini meliputi Israel dan Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan bagian dari Turki selatan) orang-orang mulai belajar bagaimana mengembangkan tanaman biji-bijian. Perkembangan ini akhirnya memungkinkan mereka meninggalkan kehidupan lama sebagai manusia nomaden pemburu-pengumpul dan menjadi petani.
Bukti arkeologi menunjelaskan bahwa pada tahun 7000 SM para petani Neolitik telah pindah ke Eropa. Mereka mengembangkan ide dan genetik kepada orang-orang Paleolitik asli yang telah bermigrasi ke benua eropa sekitar 30,000 hingga 40,000 tahun yang lalu. Metode transportasi dan rute perjalanan Neolitik telah lama dipertanyakan, apakah mereka melakukan perjalanan darat dengan cara migrasi pertama ke utara dari Levant ke Anatolia (saat ini pusat Turki) di seberang Bosporus dan kemudian melalui Balkan ke Eropa Tengah.
Migrasi Manusia Periode Neolotik
Atau mungkin mereka berpindah melalui laut? Apakah mereka berpindah langsung dari pantai Levant ke Crete dan kemudian menyeberang ke Yunani, seperti salah satu yang disebutkan dalam teori terdahulu? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh George Stamatoyannopoulos melihat tanda-tanda genetik yang ditemukan pada 32 populasi modern dimulai dari Near East dan Afrika Utara, Anatolia, Kepulauan Aegean dan Crete, Yunani, Eropa Utara dan Selatan.
Stamatoyannopoulos dan rekannya membandingkan proporsi atau frekuensi yang disebut Single Nucleotide Polymorphisms (SNP). Ketika orang-orang bermigrasi ke suatu daerah dan bercampur dengan penduduk setempat, gen mereka membaur bersama gen asli dan melahirkan gen orang-orang pribumi. Generasi berikutnya terus bermigrasi dan pertukaran gen terus berulang, sehingga frekuensi SNP dalam populasi yang bermigrasi akan mencerminkan pencampuran genetik, semua ini terdeteksi dalam populasi yang ditinggalkan.
Ilmuwan berhipotesis bahwa imigran Neolitik ke Eropa telahberpindah melalui jalur laut. Mereka menguji hipotesis dengan membandingkan frekuensi SNP pada populasi yang kini menghuni Levant, Turki, pulau-pulau Aegean dan Laut Tengah dan Eropa dan Afrika Utara. 
Analisis menegaskan imigran Neolitik awalnya muncul dari Levant, kemudian migrasi pertama menuju Anatolia di Turki tengah, di seberang Dodecanese, menuju Crete dan kemudian ke Laconia di ujung tenggara Yunani. Beberapa populasi bergerak ke utara Yunani, namun sebagian besar migrasi ke barat, Sisilia, kemudian ke pantai Mediterania Eropa Selatan, dan ke Eropa Utara.
Menurut Stamatoyannopoulos, migrasi manusia periode Neolitik ke Eropa melalui rute darat, tetapi rute dominan melalui Anatolia dan kemudian melalui jalur laut, sementara Crete berfungsi sebagai penghubung utama. Pakar ilmuwan juga melihat aliran gen pada populasi di Semenanjung Arab dan Afrika Utara. Mereka menemukan bahwa migrasi orang-orang Neolitik yang berasal dari Near East juga pindah ke tenggara Arabia, dan melalui Mesir serta disepanjang pantai Afrika Utara.
Tidak ada bukti yang menjelaskan keberadaan aliran gen yang ada di Mediterania adalah turunan antara Afrika dan Eropa. Meskipun laut sangat memungkinkan imigran untuk bergerak di sepanjang pantai, tetapi hal itu merupakan penghalang yang tangguh antara dua benua. Budaya Neolitik menyebar terutama disebabkan difusi budaya itu sendiri, dimana ide-ide bergerak dari populasi melalui kontak budaya. 

Penyakit Kusta Kutukan? Evolusi Bakteri Sejak 20 Juta Tahun Lalu



2014
Misteri kuno dibalik kusta yang juga dikenal sebagai penyakit Hansen, telah menjangkiti manusia sepanjang sejarah akhirnya terungkap. Ratusan ribu kasus barupenyakit kusta dari seluruh dunia ditemukan setiap tahun, tetapi penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat, biasanya hanya berkisar 100 hingga 200 asus baru setiap tahunnya. Menurut ilmuwan dari University of Texas, genom bakteri penyakit kusta sudah berevolusi dan menjangkiti manusia kuno sejak 20 juta tahun yang lalu.
Penyakit kusta bisa disebut sebagai penyakit kutukan, karena selama jutaan tahun tetap menjangkiti manusia hingga saat ini. Bakteri penyakit kusta identik menyerang kulit dan saraf pasien, perawatan antimikroba merupakan pilihan efektif saat ini. Tetapi ketika diobati, penyakit ini menyebabkan lesi pada kulit, cacat di wajah dan ekstremitas, bahkan banyak pula pasien yang mati. Temuan baru mengungkap hipotesis penyakit kusta mungkin berasal dari infeksi spesifik manusa tertua jutaan tahun lalu.

Evolusi Bakteri Penyakit Kusta Jutaan Tahun

Xiang-Yang Han, M.D.,Ph.D seorang profesor dibidang kedokteran pernah menemukan spesis baru penyebab kusta pada tahun 2008. Spesis ini disebut Mycobacterium Lepromatosis, dimana sebelumnya hanya diketahui satu jenis bakteri (Mycibaterium Leprae) sebagai penyebab utama kusta. Beberap tahun terakhir, Han dan tim peneliti lainnya menemuan penyebab lain pada pasien dari Meksiko, Kanada, Brazil, Singapura dan Myanmar. Tim ilmuwan bekerja sama dengan Fransisco Silva, seorang ahli evolusi genetik dari Spanyol menganalisa 20 gen Mycobacterium Lepromatosis.
penyakit kusta, bakteri kusta
Penelitian ini telah menemukan dua bakteri penyakit kusta berasal dari nenek moyang manusia sekitar 10 juta tahun lalu. Bakteri yang menjangkiti nenek moyang telah mengalamiu evolusi reduktif yang mengakibatkan 40 persen gen tidak aktif dalam tubuh pasien. Gen mereka kemudian menjadi Pseudogen yang tidak berfungsi atau bahkan hilang. Evolusi bakteri penyakit kusta terlihat reduktif, unik diantara semua bakteri Patogen yang umumnya dikenal.
Menurut Han dan Silva, penyakit kusta telah ada sejak jutaan tahun yang lalu, hipotesis ini menghubungkan beberapa fakta yang sudah diketahui sebelumnya. Salah satu bukti nyata bahwa kusta merupakan penyakit manusia yang berkembang tanpa inang, ketika bakteri diluar tubuh manusia maka tiak dapat berkembang dalam media buatan. Satu pengecualian, Mycobacterium Leprae ditemukan pada Armadilo liar, tetapi hanya ada dikawasan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Menurut ilmuwan, spesis ini mungkin hewan pertama yang terinfeksi dari penjelajah benua Amerika beberapa ratus tahun lalu.
Bukti kedua ditunjukkan dalam sejarah panjang penyakit kusta yang terlihat pada genom bakteri. Lebih dari 400 bakteri dari seluruh dunia dianalisis telah ditemukan memiliki dasar genom yang sama, atau klonal. Manusia telah membawa bakteri kusta ketika orang-orang Afrika bermigrasi ke seluruh dunia sekitar 100,000 tahun yang lalu. Bakteri kusta dianggap stabil dan luar biasa karena mampu hidup dalam tubuh mereka, sementara tanda-tanda parasit dewasa diperkirakan jauh lebih tua dari 100,000 tahun.
Bukti ketiga sangat berkaitan dengan nenek moyang kedua bakteri kusta yang telah menyelesaikan evolusi reduktif sekitar 10 juta tahun yang lalu. Sehingga genom menjadi ramping dan kemampuan hidup bebas telah menghilang. Parasit ini beradaptasi dengan baik pada spesis inang yang spesifik dan tidak mungkin beralih ke spesis inang lainnya.
Yang paling menakjubkan, usia tertua Pseudogen bakteri penyakit kusta menunjukkan inaktivasi gen dimulai sejak 20 juta tahun yang lalu. Hal ini mungkin menjadi titik nenek moyang bakteri kusta melonjak dan menjangkiti manusia awal, bakteri beralih dari hidup bebas menjadi spesis parasit. 
Bakteri ini menyembunyikan dengan cara bermutasi atau menghapus molekul berbahaya sementara tetap mempertahankan inangnya. Pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan kekebalan tubuh pasien, ini merupakan fenomena umum pada penderita kusta. Jadi, penyakit kusta dianggap sebagai konsekuensi dari evolusi parasitisme bakteri (Mycobacterium Lepromatosis dan Mycibaterium Leprae) yang berkepanjangan.

Suku Arktik Terisolasi Di Kutub Utara Selama 4000 Tahun



 2014
Dalam studi sejarah dan DNA, ilmuwan meyakini bahwa peradaban pernah berkembang di Arktik selama sekitar 5000 tahun lalu. Bukti arkeologis jelas menunjukkan berbagai budaya selamat dari iklim yang keras di Alaska, Kanada dan Greenland selama ribuan tahun. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, dari mana mereka datang? Apakah melalui gelombang mograsi, kapan, siapa nenek moyang keturunan mereka, dan siapa sebenarnya yang disebut masyarakat suku Arktik
Studi ini menjawab pertanyaan yang beredar dalam arkeologi suku Arktik selama hampir satu abad, dimana orang-orang Paleo-Eskimo dan Neo-Eskimo secara genetik berbeda dan asal-usul yang terpisah di Siberia Timur. Paleo-Eskimo (suku Arktik kuno) tetap terisolasi di Kutub Utara Timur selama ribuan tahun tanpa pencampuran signifikan satu sama lain atau bercampur dengan Indian Amerika, Norse, ataupun nenek moyang Eropa lainnya.
Para ilmuwan saat ini mungkin telah mendapatkan jawaban berkat studi DNA komprehensif dari penduduk suku Arktik dan orang-orang yang pernah hidup di Greenland, Kutub Utara Kanada, Alaska, Kepulauan Aleutian dan Siberia. Studi ini dikerjakan oleh tim internasional dari Centre for GeoGenetics - Natural History Museum of Denmark, University of Copenhagen, dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science.

Suku Arktik Kuno Terisolasi Selama Ribuan Tahun

Arktik-Amerika Utara, merupakan salah satu wilayah utama yang dianggap pernah dihuni manusia modern. Peradaban ini diyakini pernah terbentuk ketika manusia menyeberangi Selat Bering dari Siberia dan berjalan ke daratan baru. Suku Arktik telah lama diteliti arkeolog tetapi sedikit bukti yang ditemukan, terlebih khusus pada prasejarah genetik. Dalam studi ini, ilmuwan membuktikan bahwa Paleo-Eskimo yang tinggal di Kutub Utara sekitar 5000 tahun yang lalu sampai sekitar 700 tahun lalu, merupakan gelombang migrasi berbeda dan terpisah dari penduduk asli Amerika yang menyeberangi Selat Bering dan Inuit. Mereka berasal dari Siberia ke Kutub Utara beberapa ribu tahun setelah periode Paleo-Eskimo.
wilayah suku arktik, arktik kutub utara
Menurut Profesor Eske Lundbeck, pada kenyataannya Paleo-Eskimo mewakili satu kelompok tunggal yang merupakan orang pertama di Kutub Utara, dan suku Arktik kuno telah selamat tanpa kontak keluar selama lebih dari 4000 tahun. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa Paleo-Eskimo telah selamat dari isolasi lingkungan Kutub Utara yang keras dan menghilang sekitar 700 tahun yang lalu. Waktu yang bersamaan ketika nenek moyang modern Inuit menyebar ke arah timur dari Alaska.
Dalam literatur arkeologi, perbedaan antar budaya di Kutub Utara dimulai pada periode sebelum munculnya budaya Thule yang menggantikan semua budaya suku Arktik sebelumnya dan merupakan nenek moyang Inuit di Alaska, Kanada dan Greenland. Budaya sebelumnya termasuk Saqqaq atau Pre-Dorset dan Dorset terdiri dari tradisi Paleo-Eskimo, kemudian Dorset selanjutnya terbagi menjadi tiga tahap. Semua penduduk ini memiliki budaya, gaya hidup dan subsisten ciri khas seperti yang terlihat dalam catatan arkeologi, walaupun dalam beberapa periode wilayah Arktik tidak memiliki pemukiman manusia. 
Fakta ini justru menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kemungkinan beberapa gelombang migrasi dari Siberia ke Alaska. Atau mungkin penduduk asli Amerika bermigrasi ke utara selama 4000 tahun menghuni wilayah Arktik. Eske Willerslev mengatakan, secara genetik semua budaya Paleo-Eskimo berbeda milik kelompok manusia yang sama. Di sisi lain suku Arktik tidak terkait erat dengan budaya Thule dan tidak ada indikasi asimilasi antara kedua kelompok.
Dipastikan, Paleo-Eskimo bukan keturunan penduduk asli Amerika, studi genetik mengungkap setidaknya tiga sumber nenek moyang terpisah dalam migrasi dari Siberia ke Amerika dan Arktik. Ketiga sumber itu adalah nenek moyang penduduk asli Amerika, kemudian Paleo-Eskimo dan akhirnya nenek moyang Inuit yang keturunannya juga bertahan sampai hari ini.
Studi ini menolak spekulasi bahwa Paleo-Eskimo mewakili beberapa orang yang berbeda, termasuk nenek moyang penduduk asli Amerika atau mereka termasuk nenek moyang Inuit modern. Juga menolak teori bahwa Greenland pantai timur atau Kanada Sadlermiut, yang pernah hidup di pulau Southampton di Teluk Hudson, yang mati hingga akhir 1902-1903, mereka termasuk kelompok masyarakat Dorset. Tetapi studi genetika kali ini menunjukkan bukti baru bahwa kelompok Inuit telah mengembangkan budaya seperti Dorset.
Keragaman alat dan cara hidup dari waktu ke waktu dalam arkeologi sering diartikan sebagai hasil dari migrasi, pada kenyataannya tidak selalu mencerminkan masuknya kelompok manusia baru. Suku Arktik kuno tinggal dalam isolasi selama lebih dari 4000 tahun dan selama waktu itu budaya mereka berkembang dengan berbagai cara. Pada dasarnya ada dua gelombang migrasi berturut-turut dari kelompok genetik yang berbeda memasuki wilayah Arktik dan menciptakan tiga budaya diskrit. 
Akan tetapi, penelitian ini tidak dapat menjelaskan mengapa hilangnya Paleo-Eskimo bertepatan dengan nenek moyang Inuit ketika mulai menjajah Arktik. Diduga, nenek moyang Inuit menyeberangi Selat Bering sekitar 1000 tahun yang lalu dan mencapai Greenland sekitar 700 tahun yang lalu, mereka memiliki teknologi yang lebih tinggi.
Mitos Inuit menceritakan tentang nenek moyang sebelum mereka yang kemungkinan besar merujuk pada suku Arktik kuno (Paleo-Eskimo). Dalam mitos itu nenek moyang mereka disebut sebagai Tunit atau Sivullirmiut, artinya 'Penduduk pertama'. Dalam mitos itu disebutkan bahwa nenek moyang mereka adalah raksasa, tubuhnya lebih tinggi dan lebih kuat dari Inuit tetapi takut pemukiman mereka dihuni pendatang baru.
Sejak ditemukannya budaya Paleo-Eskimo di Arktik Amerika Utara pada tahun 1925, arkeolog dibingungkan oleh hubungan mereka dengan leluhur budaya Thule dari Inuit modern. Sementara budaya Paleo-Eskimo digantikan dengan cepat sekitar tahun 1300-1400, hanya saja jejak mereka menjadi referensi dalam mitologi Inuit dan adopsi beberapa elemen teknologi Dorset. 

Peta Global Sejarah Genetik Manusia Pertama Di Dunia



2014
Kini, ilmuwan mampu menggambarkan peta sejarah genetik manusia yang terdiri dari 95 populasi berbeda di seluruh dunia. Peta global genetik dibuat untuk pertama kalinya, menunjukkan dampak kemungkinan genetik kolonialisme di Eropa, perdagangan budak di tanah Arab, Kekaisaran Mongolia dan pedagang Eropa berdekatan dengan Jalan Sutra dengan orang-orang Cina.
Tim peneliti genetik asal Oxford University dan University College London berhasil merinci sejarah pencampuran genetik diantara 95 populasi di seluruh Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Selatan mencakup kurun waktu kurang lebih 4000 tahun. Hasil penelitian mereka diterbitkan pada jurnal Science, berisikan identifikasi, tanggal, dan ciri-ciri pencampuran genetik diantara populasi. Peta sejarah genetik manusia juga bisa diakses bebas pada halaman 'A genetic atlas of human admixture history'.

Peta Sejarah Genetik Manusia

Dalam studi pembuatan peta sejarah genetik manusia, tim peneliti mengembangkan metode statistik canggih untuk menganalisis DNA dari 1490 orang pada 95 populasi diseluruh dunia. Menurut Dr Simon Myers, DNA memiliki kekuatan untuk menceritakan sejarah dan mengungkap rincian masa lalu manusia. Pendekatan yang dilakukan sejauh ini hanya menggunakan data genetik, memberikan informasi independen dari sumber lain. 
Peta sejarah genetik manusia
Banyak pengamatan genetik sesuai dengan peristiwa sejarah dan ditemukan bukti pencampuran genetik yang sebelumnya tidak pernah diketahui. DNA orang-orang Tu di Cina modern diperkirakan hidup sekitar tahun 1200 M, orang Eropa mirip dengan Yunani modern dicampur dengan populasi lain seperti Cina. Menurut ilmuwan semua ini masuk akal, DNA Eropa seperti ini mungkin saja terjadi ketika manusia memasuki wilayah perdagangan Jalur Sutra. 
Sementara studi lain tentang garis genetik Kekaisaran Mongolia bisa terlihat jelas pada orang-orang Hazara di Pakistan, sebagian mereka keturunan prajurit Mongolia. Enam populasi lain berada di Turki Barat juga menunjukkan bukti pencampuran genetik dengan Mongolia diwaktu yang sama. Semua sejarah mutasi genetik ini terjadi ketika masa kejayaan periode Kekaisaran Mongolia. 
Meskipun mutasi individu kurang jelas terlihat, tetapi dengan menambahkan informasi diseluruh genom maka akan diperoleh data pencampuran. Terkadang sampel DNA dari daerah terdekat bisa memiliki sumber pencampuran genetik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh ketika tim ilmuwan meneliti sampel DNA sub Sahara Afrika, mungkin terkait dengan perdagangan budak di Arab, yang lain berasal dari Asia Timur, dan satu lagi dari Eropa kuno. Hal ini sangat umum, hampir semua populasi menunjukkan pencampuran sejarah genetik manusia sehingga sering melibatkan populasi yang bermigrasi pada jarak besar. 
Dari data 1490 individu, tim ilmuwan mengidentifikasi potongan DNA yang terbagi diantara individu populasi berbeda, dimana populasi yang berbagi gentik lebih banyak keturunannya dan potongan genetik manusia memberikan petunjuk tentangnenek moyang sepanjang sejarah kromosom.
Menurut Dr Simon Myers, memahami kesamaan genetik dan perbedaan antara populasi manusia merupakan kunci kesehatan masyarakat. Beberapa populasi lebih beresiko penyakit tertentu daripada populasi lain, khasiat obat juga mengakibatkan efek bervariasi sehingga mutasi genetik langka sangat mungkin menghasilkan perbedaan diantara populasi. Hal ini mempengaruhi wawasan peta sejarah genetik manusia, penelitian selanjutnya mungkin memiliki implikasi dampak DNA kesehatan dan penyakit pada populasi.

Mengapa Orang Tibet Mampu Bertahan Dengan Oksigen Rendah?



2014
Bagaimana fisik manusia yang hidup di dataran tinggi Tibet mampu bertahan dengan kondisi oksigen rendah? Sebuah lingkungan dimana orang lain tengah berjuang untuk bertahan hidup, orang Tibet berkembang dengan oksigen tipis di ketinggian rata-rata 14800 kaki. 
Salah satu studi University of Utah telah menemukan penyebab adaptasi genetik, dasar pasangan DNA perubahan tunggal yang sudah terjadi sejak 8000 tahun lalu. Studi ini menjelaskan bagaimana kontribusi kemampuan orang Tibet bertahan hidup dalam kondisi oksigen rendah. Hasil analisis ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Nature Genetics edisi 17 Agustus 2014.

Mutasi Genetik Orang Tibet Sejak 8000 Tahun Lalu

Menurut Josef Prchal MD, seorang profesor penyakit dalam dari University of Utah, penemuan ini membantu ilmuwan memahami aspek unik tentang adaptasi manusia di dataran tinggi Tibet dan lebih memahami evolusi manusia. Awalnya, kisah ini dimulai sejak adanya diplomasi kebudayaan. Prchal pernah berwisata beberapa kali ke Asia untuk bertemu dengan para pejabat China dan perwakilan dari pengasingan Tibet di India, hal ini untuk mendapatkan izin untuk merekrut subyek penelitian. Tapi mereka menolak menyumbangkan darah  orang Tibet untuk penelitian genetik.

Orang Tibet, Ladakh
Setelah kembali ke AS, Prchal menemukan penduduk asli Tibet (Tsewang Tashi MD) baru bergabung dengan Huntsman Cancer Institute di University of Utah sebagai sesama klinis. Ketika Prchal meminta bantuannya, Tashi menyetujuinya. Tashi mengatakan, bahwa semua implikasi ini tidak hanya untuk ilmu pengetahuan secara keseluruhan, tetapi juga untuk memahami apa artinya menjadi orang Tibet. Prchal juga menerima surat yang ditunggu-tunggu didukung Dalai Lama, dua faktor yang berperan dalam melibatkan kepercayaan orang Tibet dimana mereka secara sukarela bergabung dalam penelitian ini.
DNA orang Tibet memiliki kisah menarik sekitar 8000 tahun yang lalu, gen EGLN1 diubah oleh pasangan basa DNA tunggal. Saat ini, 88 persen orang Tibet memiliki variasi genetik dan hampir tidak terkait erat dengan orang Asia dataran rendah. Adaptasi genetik cenderung menyebabkan perubahan lain pada tubuh yang belum dipahami, salah satu dari berbagai perubahan genetik yang belum teridentifikasi secara kolektif mendukung kehidupan manusia didataran tinggi.
Prchal berkolaborasi dengan para ahli seluruh dunia untuk menentukan keuntungan menjadi orang Tibet. Mereka tanpa adaptasi, oksigen rendah menyebabkan darah orang Tibet menjadi tebal dengan sel darah merah pembawa oksigen yang berfungsi sebagai pemberi makan jaringan dalam tubuh, dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang pada manusia yang hidup normal, seperti gagal jantung. Variasi genetik ini ternyata telah melindungi orang Tibet dengan mengurangi over-respon terhadap oksigen yang rendah.

Implikasi dari penelitian ini melampaui evolusi manusia, karena oksigen memainkan peran utama dalam fisiologi manusia dan penyakit. Prchal mengatakan, pemahaman ini sangat mendalam terkait bagaimana adaptasi dataran tinggi bisa mengarah pada pengobatan baru berbagai penyakit, termasuk kanker. Orang Tibet bisa beradaptasi lebih baik untuk hidup di dataran tinggi, awalnya mereka akan mengalami sedikit penyesuaian dan selanjutnya akan terbiasa.

Naia, Kerangka Gadis Remaja Amerika 12500 Tahun Lalu



2014
Alberto Nava Blank dari Proyecto de Espeleologia de Tulum dan timnya menemukankerangka gadis remaja utuh, Naia, yang hidup sekitar 13,000 hingga 12,000 tahun lalu di Mexico. Temuan ini menjawab misteri lama tentang hubungan manusia Amerika pertama (Paleoamerica) dan penduduk asli Amerika modern, ilmuwan dari Aarhus University kini telah berhasil menentukan usia kerangka gadis remaja secara akurat.
Dr Thimas Stafford Jr dari Aarhus University telah berhasil menentukan usia kerangka gadis remaja yang diberi nama Naia. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science edisi May 2014, dimana dia menerangkan bahwa manusia 9000 tahun lalu mamiliki atribut morfologi khas penduduk asli Amerika. Kombinasi unik sebuah kerangka remaja Paleoamerica dengan DNA Haplotype penduduk pribumi Amerika.

Naia, Kerangka Gadis Remaja Nenek Moyang Amerika

Tim penyelam menemukan kerangka gadis remaja Amerika bersamaan dengan sisa-sisa reruntuhan tanah raksasa, gomphotheres, dan beberapa hewan punah lainnya terendam dalam sistem gua Sac Actun dibagian timur Semenanjung Yucatan, Mexico pada tahun 2007 lalu. Temuan ini diberi nama Naia dan lokasi itu disebut Hoyo Negro karena gelap tak tembus oleh cahaya.
Sampai saat ini, fosil kerangka gadis remaja berukuran dewasa cukup lengkap untuk diteliti disisi morfologi, DNA mitokondria sangat terawat dan peneliti mampu mengungkap usia yang tepat. Dalam metode penanggalan tradisional dianggap tidak mampu memprediksi kapan kehidupan Naia berlangsung, karena tulang tereleminasi air asin hangat dalam sistema gua batu kapur sehingga diperlukan tehnik kombinasi yang unik.
Naia, Kerangka Gadis Remaja Amerika
Para tim peneliti DNA menggunakan data kenaikan permukaan air laut global untuk menentukan kapan Naia hidup didalam gua, dimana pada waktu itu sistem gua masih kering. Situs gua saat ini berada 40 meter dibawah permukaan laut dan kenaikan permukaan air laut naik ke daratan dan merendam semuanya sekitar 9700 hingga 10,200 tahun lalu.
Ilmuwan melihat akumulasi kalsium karbonat secara akurat menggunakan metode Uranium Thorium. Deposit air terbentuk di kerangka gadis remaja, seharusnya gadis ini hidup sekitar 12,000 tahun lalu. Dan penanggalan raidokarbon dari enamel DNA gigi Naia, gadis ini pernah hidup sekitar 12,900 tahun lalu. Menurut Profesor Kennett, mereka tidak bisa mengesampingkan enamel gigi yang terkontaminasi karbonat sekunder dari gua bawah laut, ilmuwan berusaha menghapusnya menggunakan teknik standar. 
Usia maksimal dikombinasikan dengan penanggalan Uranium Thorium, sehingga diperoleh hasil akhir asal usul kerangka Naia sejak 12,000 hingga 13,000 tahun lalu dimana kerangka gadis remaja ini masuk kedalam Paleoamerica.
Kerangka Manusia Pertama Amerika, Naia, kerangka manusia purba

Kerangka gadis remaja Naia tidak terlihat seperti bentuk kepala penduduk asli Amerika, tapi manusia asal Beringia menurunkan DNA mitokondria yang secara langsung tehubung dengan penduduk pribumi Amerika modern. Hal ini konsisten dengan hipotesis asal usul nenek moyang Amerika dari Beringia, sebuah daratan yang saat ini terendam diwilayah Siberia, Alaska dan Yukon.
Asal mula nenek moyang Amerika migrasi dari Asia dan tinggal selama beberapa waktu. Selama waktu itu, mereka mengembangkan Haplotype unik yang terjadi saat ini pada penduduk asli Amerika. Dimana hasil test genetik Paleoamerica, kerangka gadis remaja memiliki atribut yang sama dengan penduduk asli Amerika modern.

FOTO FOTO GUITAR



Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG3C  1967 "Blue Banana"

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG-12 solidbody 12-stringers

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SC-600 1981 with glossy transparent finish

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG-40 Japanese-made singlecut solidbody electric guitar 1972

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG-3

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Vintage Yamaha SG-12 twelve-string solidbody

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG-2 circa 1966-67

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SA-30 vintage semi-hollowbody 1969

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SX 900 B

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SG45 1970

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SB2A bass 1960

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SGC2 1968 in Day-Glo Orange

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha Pacifica fingerboard kaca

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SA-17 bass

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SBV bass

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Thomas Silver's Custom Yamahas

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SGV 300

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SA 15

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SGV & SG-2C

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SC 400

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha SC 300T

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha Pacificia

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha EZ-EG dguitar digital

Foto foto gitar Elektrik Yamaha
Yamaha East West

Benarkah 'Tidak Semua Manusia' Keturunan Adam Hawa?



2014
Nenek moyang manusia atau lebih dikenal dengan Adam Hawa sebagai manusia modern pertama, ternyata usianya lebih awal daripada wanita dan hidup sekitar 209,000 tahun yang lalu. Penemuan ini berdasakan penelitian 'kromosom Y' yang dilakukan tim ilmuwan asal University of Sheffield untuk menentang penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak semua 'kromosom Y' pria keturunan langsung dari Adam. Dengan kata lain bahwa studi terdahulu menduga adanya perkawinan silang dengan kerabat lain atau mungkin spesis lain.
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr Eran Elhaik dari University of Sheffield dan Dr Graurdari University of Houston, menjelaskan temuan kromosom Y manusia. Baru-baru ini mereka menerbitkan temuan itu dalam sebuah jurnal genetik pada tanggal 22 Januari 2014, dimana keduanya menggunakan model biologis konvensional hingga nenek moyang laki-laki (Adam) bisa diprediksi awal kehidupannya di bumi.

Studi Kromosom Y, Misteri Manusia Keturunan Adam Hawa

Hasil penelitian Dr Elhaik menentang keras studi sebelumnya yang menyatakan adanya perkawinan silang antara manusia modern dan kerabat terdekat. Hal ini menjadi pertanyaan paling menarik diantara antropologi yang meneliti sejarah garis keturunan manusia, khususnyaAdam Hawa.
Tahun 2013 lalu, Michael Hammer ahli genetika dari University of Arizona menyatakan telah menemukan cabang genetik tertua yang disebut kromosom Y manusia, kromosom inilah yang menentukan jenis kelamin laki-laki. tetapi dalam sislsilahnya, terdapat banyak perbedaan sehingga tim ilmuwan Arizona menduga terjadinya perkawinan silang yang dibawa nenek moyang laki-laki. Ataukah secara tak langsung mereka menyatakan bahwa Adam kawin dengan 'kerabat dekat' atau 'sepesis lain' selain Hawa?

Manusia keturunan Adam Hawa
Menurut Hammer, garis keturunan yang menyimpang dari kromosom Y diduga hidup sekitar 338,000 tahun lalu saat manusia modern anatomis belum berkembang. Berbeda dengan kromosom manusia lainnya, sebagian besar kromosom Y tidak bertukar materi genetik dengan kromosom lain yang membuatnya mudah melacak hubungan antara garis keturunan Adam. Padahal ilmuwan saat ini banyak yang meyakini konsep Mitochindrial Eve (Adam kromosom Y)yang menegaskan semua manusia berasal dari sepasang manusia yang hidup pada titik tertentu dalam evolusi manusia.
Menurut Hammer, konsep ini merupakan kesalahpahaman besar dalam dunia genetik, silsislah genetik tunggal telah mencerminkan perbedaan populasi. Dia membuktikan adanya masyarakat genetik terisolasi yang juga melestarikan keragaman manusia. 
Sangat mungkin garis keturunan berbeda lainnya ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika dan Asia. Atau mungkin dugaan yang dimaksud Hammer bahwa kaum pria tak sepenuhnya keturunan langsung Adam Hawa, ataukah Adam memiliki banyak istri?
Pendapat inilah yang ditolak keras oleh Dr Elhaik dan rekannya. Mereka membuktikan jika sebagian manusia bukan keturunan langsung dari Adam Hawa, maka garis keturunan seharusnya berubah dan banyak spesis berbeda yang bisa kita temukan saat ini.

Dr Elhaik Tegaskan, Pria Keturunan Adam Hawa

Prediksi ini ternyata berbeda, hasil mereka jauh lebih awal daripada penelitian sebelumnya yang saat ini diyakini menjadi bahan pertimbangan ilmu genetik. Adam jauh lebih tua dari Hawa, atau usianya dua kali lebih tua dari Hawa (usia 2 berbanding 1). Hawa dianggap sebagai nenek moyang yang membawa genetik manusia khususnya wanita. 
Ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang mengkalim kromosom Y (pria) manusia berasal dari spesis berbeda melalui perkawinan, dimana Adam berusia dua kali lebih tua.
Bagi Dr Elhaik membongkar teori ilmiah bukan hal baru, awal tahun ini mereka membantah pernyataan yang dikeluarkan oleh proyek Encode DNA. Dia menegaskan dengan beberapa kepastian bahwa manusia modern muncul di Afrika lebih dari 200,000 tahun yang lalu. Dia menjelasan bahwa manusia modern tidak kawin silang dengan hominim yang hidup lebih dari 500,000 tahun lalu. Tidak ada sebutan Adam sendirian (single) melainkan Adam dan Hawa hidup berdampingan dan mengembara bersama-sama.
Yang menarik, Dr Elhaik mengatakan bahwa Universitas Arizona tidak memiliki prestasi ilmiah apapun, bahkan hipotesis mereka menciptakan ruang paradoks dimana individu paling kunospesis Homo Sapiens belum lahir ikut andil dalam evolusi manusia modern. Jika hasil numerik studi sebelumnya menyimpulkan masa lalu dapat diubah dari garis keturunan ibu dimana Adam tidak mengawini istrinya. Hipotesis ini tentunya akan membawa spesis manusia (khususnya pria) hilang secara perlahan sebelum masa sekarang.

Senyawa


Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu.
Air dan garam dapur merupakan salah satu contoh senyawa. Air dan garam dapur dikatakan senyawa karena tersusun atas dua unsur atau lebih. Air tersusun atas dua jenis unsur, yaitu hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massa tertentu dan tetap. Garam dapur juga tersusun atas dua jenis unsur, yaitu natrium dan klorin dengan perbandingan massa tertentu dan tetap. Contoh lainnya, nitrogen dan hidrogen bergabung membentuk amoniak.

Suku Khoisa Tertua Di Dunia, Sejak 150 Ribu Tahun Lalu



2014
Tim ilmuwan dari Nanyang Technological University (NTU Singapore) dan Penn State University AS telah berhasil menemukan salah satu garis keturunan tertua pada manusia modern melalui urutan gen Khoisa. Khoisa adalah nama pemersatu bagi dua kelompok masyarakat Afrika Selatan, populasi ini memiliki karakteristik linguistik fisik dan diduga berbeda dari budaya Bantu. 
Menurut Profesor Stephan Christoph Schuster, temuan ini merupakan yang pertama kalinya menyebutkan tentang sejarah populasi manusia dianalisis dan disesuaikan dengan kondisi iklim bumi selama 200,000 tahun terakhir. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications edisi 4 Desember 2014. Proyek ini melibatkan enam peneliti NTU dan Penn State University. Lembaga lain yang berpartisipasi termasuk Ohio State University dan Sao Paulo State University, Brasil. Prof Schuster akan terus berupaya mencari dan menemukan lebih banyak genetik non-campuran yang berada diwilayah lain, seperti di Amerika Selatan dan Asia Selatan (termasuk Indonesia) dimana suku terasing masih ada. 

Genom Tertua Suku Khoisa, Afrika Selatan

Khoisa berasal dari dua kata yaitu pencari makan yang disebut San, atau manusia semak belukar, dan Khoi pastoral dikenal sebagai Hottentots. San termasuk penduduk asli Afrika Selatansebelum migrasi Bantu selatan dari Afrika Tengah dan Timur mencapai wilayah mereka. Beberapa Khoi ditinggalkan pastoralism dan mengadopsi ekonomi pemburu-pengumpul dari San, mungkin karena iklim kering. Demikian pula, orang-orang Bantu Damara yang bermigrasi ke selatan kemudian meninggalkan pertanian dan mengadopsi ekonomi Khoi. Populasi Khoisa tetap berada didaerah kering, terutama di Gurun Kalahari.
Dalam studi sebelumnya, genom suku Khoisa telah dianalisis oleh tim yang sama pada tahun 2010. Studi baru kali ini menghasilkan urutan genom lengkap berkualitas tinggi yang memungkinkan analisis campuran dan sejarah populasi. Genom Afrika Selatan berkualitas tinggi memungkinkan penyelidikan lebih lanjut tentang sejarah populasi dan cabangnya.
pemburu pengumpul, suku khoisa
Para ilmuwan mengurutkan genom yang diambil dari lima orang suku pemburu-pengumpul yang hidup di Afrika Selatan, dan membandingkannya dengan 420,000 varian genetik pada 1462 genom yang diperoleh dari 48 kelompok etnis global. Dengan menggunakan analisis perhitungan canggih, tim ilmuwan menemukan bahwa suku Khoisa di Afrika Selatan secara genetik berbeda, tidak hanya dari Eropa dan Asia, tetapi juga dari semua orang Afrika lainnya.
Para ahli genetik juga menemukan keberadaan individu suku Khoisa dimana nenek moyang mereka tidak kawin silang dengan salah satu kelompok etnis lain selama 150,000 tahun terakhir. Khoisa merupakan kelompok mayoritas yang hidup pada periode waktu sekitar 20,000 tahun yang lalu. Analisis ini menggunakan pengurutan genetik guna mengungkap garis keturunan leluhur dari setiap kelompok etnis, bahkan hingga 200,000 tahun yang lalu. Jika ditemukan individu non campuran seperti kasus Khoisa, hal ini akan menunjukkan bukti terjadinya perubahan genetik penting bagi keturunan nenek moyang mereka, karena kawin silang atau migrasi terjadi selama berabad-abad.
Kelompok Khoisa, kaum pemburu dan pengumpul di Afrika Selatan selalu menganggap dirinya sebagai orang tertua. Studi ini membuktikan bahwa mereka termasuk salah satu yang paling kuno dalam garis keturunan manusia. Dan urutan genom berkualitas tinggi akan membantu ilmuwan lebih memahami sejarah populasi manusia. Data baru yang dikumpulkan memungkinkan ilmuwan lebih memahami bagaimana genom manusia berkembang dan menciptakan pengobatan yang lebih efektif untuk penyakit genetik tertentu.
Dari lima suku yang merupakan anggota tertua dari suku Ju/'hoansi dan suku-suku lain yang tinggal di kawasan laut Namibia, dua orang memiliki genom yang tidak tercampur dengan kelompok etnis lain. Suku Ju/'hoansi terkenal sejak adanya film 'The Gods Must Be Crazy' di tahun 80-an dan 90-an. Menurut Dr Lim Kim Hie, bahwa kelompok ini tampaknya tidak kawin dengan suku tetangga non-Khoisa selama ribuan tahun. Karena orang-orang Khoisa dan manusia modern hidup bersama nenek moyang mereka sekitar 150,000 tahun yang lalu.
Dalam budaya dan tradisi suku Khoisa, perkawinan silang terjadi sangat lama diantara kelompok Khoisa atau hasil perkawinan perempuan yang meninggalkan suku mereka setelah menikah dengan pria non-Khoisa. Bahkan setelah 150,000 tahun, individu tunggal non-campuran atau keturunan mereka yang tidak kawin silang dengan populasi terpisah dapat teridentifikasi dalam populasi Ju/'hoansi.

Prasasti Misterius Dewa Tak Dikenal Ditemukan Di Turki



2014
Arkeolog asal University of Munster baru-baru ini menggali sebuah situs dan menemukan batuan Romawi unik yang menggambarkan dewa. Relief pada prasasti misterius tersebut menggambarkan Dewa tidak dikenal pada sebuah tempat perlindungan kuno di Turki. Prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal terbuat dari batu basalt setinggi satu setengah meter digunakan sebagai dinding penopang pada dinding biara, menggambarkan kesuburan atau dewa vegetasi. 
Arkeolog yang tergabung dalam penggalian diantaranya Prof Dr Engelbert Winter dan Dr Michael Blomer dari Cluster of Excellence "Religion and Politics". Temuan ini mengingatkan situs suci dewa Jupiter Dolichenus yang berdekatan dengan kota kuno Doliche di Turki Tenggara. Relief ini memberikan wawasan berharga tentang keyakinan Romawi dan menjadi tradisi diwilayah Near East kuno. 

Prasasti Misterius Bermotif Dewa Kesuburan

Penggalian ini didukung German Research Foundation (Deutsche Forschungsgesellschaft, DFG), Universitas Munster Asia Minor Research Centre. Tim arkeolog yang tergabung melakukan penggalian ditempat utama kuil suci Jupiter Dolichenus dibawah arahan Prof Winter sejak tahun 2001. Sejauh ini, tim ilmuwan telah menemukan fondasi kuno dan tempat suci Romawi serta dari biara Mar Solomon abad pertengahan. 
Di tahun ini, tim arkeolog berhasil menemukan situs kultus yang diperkirakan berusia 2000 tahun. Prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal menjadi dinding merupakan tempat suci pertama Zaman Besi atau fondasi candi dewa Jupiter Dolichenus, salah satu dewa paling penting dari Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 Masehi. Tempat suci ini terletak dekat dengan kota Gaziantep pada ketinggian 3900 kaki di gunung Duluk Baba Tepesi. Arkeolog menemukan prasasti di reruntuhan biara Kristen yang berdiri dilokasi tempat kudus kuno, Awal Abad Pertengahan.
Jupiter Dolichenus adalah dewa Romawi yang tercipta dari titisan Jupiter, Raja para dewa, dan merupakan kultus Baal di Asia Minor. Dewa Baal merupakan raja dewa dan kombinasi satu dewa dimaksudkan untuk membentuk campuran yang kuat dari tradisi agung timur dan barat. Kuil biasanya tertutup untuk orang luar dan pengikut harus menjalani ritual inisiasi sebelum mereka dapat diterima sebagai umat agama misterius Romawi, sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang ibadah sebenarnya.
Beberapa petunjuk yang bisa diperoleh dari ikonografi ini sangat jarang, kultus agama miterius dikenal luas pada abad ke-2 SM, dan mencapai puncaknya dibawah dinasti Severan pada awal abad ke-3. Setidaknya terdapat 17 kuil telah dibangun di provinsi Roma, secara substansial jauh dibawah popularitas Mithras, Isis atau Cybele. Penyembahan Jupiter Dolichenus sangat tertuju pada asal, dan kultus ini menghilang setelah jatuhnya kota Doliche ke Sassanid di abad ke-3 SM.
Prasasti Misterius, Dewa Kesuburan
Agama misteri (Mystery religions) diperkenalkan Yunani-Romawi, karakterisasi utama agama ini adalah kerahasiaan yang terkait dengan keterangan inisiasi. Sementara praktek ritual mungkin tidak diungkapkan kepada orang luar, salah satu misteri yang paling terkenal dari zaman kuno Yunani-Romawi yaitu Misteri Eleusinian, bahkan mendahului Zaman Kegelapan Yunani.
Menurut Prof Winter, prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal memberi informasi tentang bagaimana tradisi asli terselamatkan di Zaman Besi melalui orang-orang Romawi.
Blomer menjelaskan bahwa prasasti basal merupakan dewa yang tergambar pada piala dimana unsur-unsur bergambar menunjukkan dewa kesuburan. Gambaran yang paling mencolok berupa ikonografi seperti jenggot atau postur lengan yang mengarah pada penggambaran Zaman Besi. 
Penggalian tahun ini lebih terkonsentrasi pada pencarian biara Mar Solomon yang masih berdiri di abad pertengahan. Reruntuhan biara terawat baik, sehingga berbagai kesimpulan tentang kehidupan dan budaya diwilayah ini berada diantara Zaman Kuno Akhir dan masuknya tentara salib. Pada tahun 2010, arkeolog menemukan reruntuhan biara dan mereka mengetahui hal itu dari sumber tertulis saja. Menurut arkeolog Blomer, semua temuan tahun ini merupakan bagian terpenting yang bisa menjawab misteri biara suci. Sejarah membentang dari awal Zaman Besi dan tempat suci Romawi dikenal diseluruh kekaisaran, dan pemanfaatan jangka panjang sebagai biara Kristen pada saat masuknya tentara salib.
Saat ini arkeolog sedang membuat kompleks situs yang luar biasa dan reruntuhan biara agar bisa diakses masyarakat. Reruntuhan biara diawetkan dan terbungkus dengan bahan khusus, tindakan ini sebagai perlindungan yang didukung Turki Zirve University di Gaziantep, mereka menyediakan sekitar 200,000 Euro untuk proyek tiga tahun. Dokumentasi digital, penggunaan quadrocopter, kendaraan jarak jauh yang dikemudikan dengan kamera 3D, semuanya dikembangkan oleh Institute for Geoinformatics dari Universitas Munster.

Dinosaurus Anzu Wyliei, Spesis Kuno 'Ayam Neraka'



 2014
Baru-baru ini ilmuwan panteologi menemukan fosil burung misterius yang disebutdinosaurus Anzu Wyliei. Ilmuwan paleontologi menyebut spesis baru ini sebagai Ayam Neraka, karena bentuknya sangat mirip dengan Burung Setan yang tertulis dalam mitologi kuno. Penemuan ini dianggap yang pertama kali termasuk kelompok dinosaurus misterius, tiga spesimen secara kolektif hampir membentuk keseluruhan kerangka yang memberikan kesempatan kepada ilmuwan untuk mempelajari anatomi dan hubungan evolusioner dinosaurus Theropoda, Caenagnathidae.
Tiga kerangka dinosaurus Anzu Wyliei ditemukan saat penggalian di Dakota Utara dan Selatan, Hell Creek Formation, diperkirakan bebatuan telah terkubur selama 66 juta tahun. Formasi ini cukup banyak menyimpan fosil dinosaurus terkenal seperti Tyrannosaurus Rex dan Triceratops. Selama hampir seratus tahun, peneliti paleontologi tidak mengetahui bentuk asli dinosaurus ini, tapi kini misteri itu mulai terbuka.
Tim paleontologi dipimpin oleh Dr Matthew Lamanna dari Carnegie Museum of Natural History, Pittsburgh. Sementara itu ilmuwan lain juga berkolaborasi termasuk diantaranya Dr Hans Sues, Dr Tyler Lyson dari National Museum Smithsonian Institution of Natural History, dan Dr Emma Schachner dari University of Utah. Hasil penemuan Anzu Wyliei dipublikasikan pada jurnal terbuka PLoS ONE minggu ini.

Dinosaurus Burung Setan, Anzu Wyliei

Ditahun 1924, ahli paleontologi Charles Whitney Gilmore menjelaskan spesis Chirostenotes Pergracilis yang diperoleh dari speasang fosil tangan berusia 74 juta tahun yang ditemukan di Alberta, Kanada. Tahun 1940, berdasarkan fosil rahang aneh ditemukan ditempat yang sama, mereka menyebutnya Caenagnathus Collinsi. Setelah itu, potongan fosil lainnya ditemukan Dr Hans Sues sehingga ahli paleontologi menetapkan Chirostenotes dan Caenagnathus merupakan kelompok dinosaurus yang sama, sepupu dekat Theropoda Oviraptorid dari Asia.
Para peneliti sepakat untuk menetapkan bahwa Caenagnathids, Oviraptorids dan spesis kuno di Cina sangat erat kaitannya. Oviraptorosaurs di Asia dan Amerika Utara terkait karena benua ini pernah terhubung selama Era Mesozoikum (Zaman Dinosaurus). Berkat kerangka dinosaurus Anzu Wyliei, spesis yang dijuluki Ayam Neraka akan memberi peluang terbukanya misteri lain Caenagnathid.

Menurut Dr Lamanna, dinosaurus Anzu Wyliei adalah kerabat jauh Caenagnathid yang paling lengkap pernah ditemukan. Setelah hampir satu abad, ilmuwan akhirnya memiliki fosil lengkap yang terlihat seperti burung, dan bahkan bentuknya aneh dari spesis yang pernah dibayangkan. Ukurannya diperkirakan 11 meter, spesis Anzu Wyliei menyerupai burung raksasa, lebih khas terlihat pada Theropoda seperti T-Rex.
Anzu Wyliei, Burung Setan, Ayam Neraka
Bagian rahang berujung dengan paruh ompong dan kepalanya tinggi, bagian puncak berbentuk bulat mirip dengan spesis Kasuari. Leher dan kaki belakang terlihat panjang dan ramping, sebanding dengan burung Kasuari ataupun burung unta. Meskipun spesimen fosil yang ditemukan hanya berbentuk tulang, tetapi menurut ilmuwan kerabat dekat Anzu Wyliei memiliki bulu. Anzu diduga memiliki cakar tajam dan ekor panjang.
Anatomi Anzu Wyliei memberi petunjuk baru habitat dan lingkungan Caenagnathids, meskipun makanan yang disukai masih belum diketahui. Caenagnathids mungkin omnivora seperti manusia, beberapa kerangka yang telah ditemukan berada di lingkungan lembab dan mungkin mereka menyukai habitat tersebut. Anzu Wyliei menjalani hidup penuh bahaya, mereka berbagi dunia Cretaceous dengan karnivora terkenal dan terganas, T-Rex
Hal ini dibuktikan dari spesimen yang menunjukkan adanya cidera tulang rusuk pernah patah dan sembuh. Dr Schachner mengatakan, spesis Anzu Wyliei mampu bertahan dari trauma, dua spesimen menunjukkan tanda kerusakan yang berangsur sembuh. Mungkin cidera ini diakibatkan dari pertempuran antara dua individu atau serangan predator ganas yang lebih besar.