Rabu, 25 Maret 2015

Perkawinan Manusia Dan Homo Sapiens Neanderthal Pernah Terjadi



2014
Sejak beberapa tahun terakhir, ilmuwan DNA berdebat tentant DNA Neanderthal yang memiliki kemiripan dengan manusia, tapi belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Dan baru-baru ini, studi DNA telah membuktikan bahwa perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal pernah terjadi, studi ini menggunakan metode analisis gen nenek moyang Eropa dan Asia.
Menurut ilmuwan, pendekatan metode analisis genetik manusia dan Neanderthal (Homo Sapiens Neanderthalensis) telah diperoleh perbedaan antara dua skenario yang pada akhirnya bisa terjelaskan dalam hal kesamaan genetik. Konrad Lohse, salah satu tim peneliti dari University of Edinburg menjelaskan analisis mereka dalam jurnal Genetics edisi April 2014.

Kemungkinan Perkawinan Manusia Dan Homo Sapiens Neanderthal

Dalam studi DAN perkawinan antara manusia modern dan homo sapiens Neanderthal, terkadang bisa saja terjadi ketika mereka bermigrasi keluar dari Afrika. Skenario alternatif menjelaskan bahwa manusia yang meninggalkan Afrika berevolusi dari sub-populasi leluhurnya, dimana sebelumnya juga telah melahirkan spesis Neanderthal.
Homo Sapiens Neanderthal
Beberapa peneliti juga berpendapat, skenario antar pembiakan mungkin lebih memungkinkan karena sesuai dengan pola genetik yang terlihat pada studi. Dalam beberapa studi terjadi pembandingan beberapa sampel genom manusia modern. Akan tetapi metode baru justru mengesampingkan skenario alternatif tanpa memerlukan data tambahan.
Data yang digunakan ilmuwan dalam analisis perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal membutuhkan informasi beberapa jenis genom diantaranya gen Neanderthal, gen Eropa dan Asia, Afrika dan gen simpanse. Metode yang sama akan berguna dalam studi lain dari perkawinan silang dimana sampel terbatas juga tersedia.
Menurut Lohse, ilmuwan mungkin telalu membaca terlalu banyak fakta, bahwa metode baru memperkirakan kontribusi genetik sedikit lebih banyak dari pada gen Neanderthal dan manusia modern. Hal ini sering terjadi dalam penelitian sebelumnya dimana ilmuwan memperdebatkangaris keturunun pria bukan dari Adam, melainkan perkawinan silang.
Analisis ini akan semakin menambah perdebatan perkawinan manusia dan homo sapiens Neanderthal, sementara bagi ilmuwan hal ini merupakan pemahaman baru dalam sejarah evolusi dari organisme lain. Apakah manusia benar-benar keturunan asli atau pernah terjadi perkawinan silang setelah kelahiran cucu Adam?

Sejarah Sapi Ternak Berasal Dari Timur Tengah?


 2014
Bagaimana sejarah sapi ternak untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu umat manusia? Tim genetika dan antropolog menduga bahwa manusia kuno telah menjinakkan dan berternak sapi di benua Afike hampir 10,000 tahun yang lalu. Ilmuwan berusaha membuka tabir sejarah genetik dari 134 sapi diseluruh dunia, dimana mereka menemukan bahwa sejarah sapi ternak di Afrika kuno berasal dari 'Fertile Crescent', wilayah yang saat ini meliputi Irak, Yordania, Suriah dan Israel.
Dalam studi yang dipublikasikan pada PLoS Genetics, Jared Decker dan tim peneliti lainnya membandingkan persamaan dan perbedaan antara berbagai genetik keturunan berbeda untuk menentukan keturunan terkait selanjutnya. Ilmuwan menemukan pencampuran sejarah sapi ternak asli di Indonesia dengan sapi impor India, sapi Eropa dengan Afrika dan Spanyol, sapi ternak Eropa dan Asia (Korea dan Jepang).

Studi Genetik Sejarah Sapi Ternak

Sapi Afrika mirip dengan sapi yang pertama kali dijinakkan di timur Tengah sekiatar 10 ribu tahun lalu. Bukti genetik menyatakan bahwa hewan ternak dibawa ke Afrika oleh petani yang bermigrasi ke Selatan. Sapi diternakkan kemudian berkembang biak dengan sapi liar didaerah tersebut dan mengubah susunan genetik yang cukup membingungkan.
Para peneliti genetik juga menentukan keunikan sejarah sapi ternak keturunan Amerika, seperti Texas Longhorn merupakan hasil dari peternakan sapi Spanyol yang dikirim dari Eropa oleh penjajah di abad ke-16. Keturunan sapi Zebu atau sapi Brahmana dari India yang diimpor ke Amerika melalui Brazil pada akhir tahun 1800-an. 
Sejarah Sapi Ternak, sapi timur tengah
Menurut Decker, penemuan genetik sapi ternak membantu mengungkap asal usul genetika dan mengungkap informasi penting tentang sejarah manusia. Dalam banyak hal, genetik sejarah sapi ternak mencerminkan perkembangan peradaban manusia. 
Dalam kasus sapi Afrika, antropolog dan ahli genetika menduga bahwa sapi Afrika merupakan hewan ternak asli dari benua tersebut, tetapi sebenarnya sapi ternak dibawa melalui migrasi selama ribuan tahun lalu. Sejarah genetik telah membuktikan bahwa peternakan dianggap sangat penting bagi manusia untuk memaksimalkan kebutuhan daging dan produksi susu. 
Dengan memahami sejarah sapi ternak turunan nantinya mampu mencari solusi untuk kebutuhan pertanian, khususnya di Asia. Misalnya mencari solusi agar sapi ternak lebih tahan terhadap penyakit, bagaimana memaksimalkan peternakan pada lahan pertanian, dan solusi meningkatkan produksi susu dan daging sapi.

Berikut Kisah Biografi Hercules - Sang Preman tanah abang


Kisah HERCULES - Sang Preman Tanah Abang
Hercules Rosario Marshal adalah nama aslinya… ia ternyata merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor-timur sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah jika sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASUS ketika menggelar operasi di Tim-tim. Namun nasib lain hinggap pada dirinya, musibah yang dialaminya di Tim-tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta.

Menurut pengakuan Hercules, dirinya masuk ke Jakarta pada sekitar tahun 1987. Awalnya Hercules masuk di Hankam Seroja penyandang cacat saat dirinya mendapatkan luka di bagian tangan dalam Operasi Seroja dan mendapatkan pelatihan keterampilan di sana. “Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan setelah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati,” kata Hercules.
Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.

Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya

Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.

Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian. Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan antar-preman.

Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok Hercules malang melintang di kawasan perdagangan Tanah Abang. Tak heran jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan Tanah Abang.

Banyak cerita dari pria yang bernama lengkap Hercules Rozario Marshal ini. Mulai sepak terjangnya ketika memulai menjadi preman di Jakarta, isu kedekatannya dengan Prabowo Subianto, hingga pengakuannya yang kini belum pernah membunuh orang dan soal mitos yang menyebut dirinya kebal peluru.

Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim (kini Timor Leste) 45 tahun lalu ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.

Pada suatu kesempatan ada yang mencoba menanyakan salah satu mitos yang beredar di kalangan masyarakat adalah apakah Hercules kebal peluru? Dengan tersenyum Hercules, membantah hal itu. “Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat karena berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu membuat saya selamat,” uangkapnya.

Di balik cerita-cerita seram mengenai dirinya, jarang yang mengetahui bahwa ternyata Hercules adalah penerima penghargaan Bintang Seroja dari pemerintah, saat bergerilya di Timor Timur.

Di balik sosok yang menyeramkan ini juga , ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi anak-anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian. Soal beras, memang tidak menjadi soal baginya karena Hercules memiliki tujuh hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga bantuan bahan bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.

Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu bisa terus berjalan dan berkembang.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ.

Walau bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap berpegang teguh pada nilai-nilai budaya Timor Leste. Hal ini terlihat jelas saat sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain adalah saudara sepupu Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.
Menurut pegakuan Hercules , dia beberapa kali berurusan dengan kepolisian. Meski pernah dipenjara beberapa waktu, Hercules mengakui hingga saat ini dirinya belum pernah sekali pun melakukan tindakan pembunuhan dan pemerasan. Dalam kasus penyerangan ke kamar Jenazah RSCM, Hercules menyebutkan saat itu ditahan selama 60 hari dan pada kasus Indopos, dirinya ditahan selama 40 hari.

“Saya tidak pernah ditahan karena membunuh orang, memeras orang. Nama saya di kepolisian masih bersih. Mudah-mudahan tidak ada,” ucapnya.

Dalam kasus premanisme, lanjut Hercules, preman berasal dari kata free-man yang berarti orang bebas. Banyaknya preman yang muncul dikarenakan masalah pendidikan dan tidak dimilikinya keterampilan untuk berkembang. Namun jika preman itu melakukan tindakan kekerasan maka adalah tanggung jawab kepolisian untuk menindaknya.

Biasanya preman ini berakhir bekerja sebagai debt collector. Hercules pun juga mengakui dirinya pernah bekerja debt collector.”Ya kalau tidak dibayar ya saya tagih,” katanya.

Mengenai pertobatannya, dia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2006 lalu, dia memutuskan memulai pertobatannya. Kini Hercules mengaku memasuki dunia bisnis seperti kapal, dan perikanan. “Manusia hidup sementara. Mati akan dipanggil satu-satu, tinggal menunggu kematian. Sekarang, saya sadar, saya bertobat, masuk dunia bisnis dan membantu manusia yang membutuhkan,” kata Hercules yang menyebut pertobatan Hercules ini dimulai sejak 10 tahun yang lalu.

Hercules pun membuat ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan ormas ini Hercules berharap dapat membantu masyarakat lainya yang terkena musibah.

Kalau dityanya soal kedekatan Hercules dengan Prabowo. Hercules menegaskan bahwa dirinya dengan Prabowo Subianto mempunyai kedekatan emosional. Hal itu dikarenakan dirinya bersama Prabowo adalah alumni dari Timor Timur. Namun, tidak hanya kepada Prabowo saja Hercules dekat secara emosional, pria ini juga mengaku dekat dengan orang-orang yang sama-sama berjuang di Timor Timur.(sumber)

Genetik Ungkap Migrasi Manusia Neolitik Ke Eropa



2014
Dikalangan sejarawan, mereka masih mempertanyakan bagaimana manusia periode Neolitik migrasi ke Eropa. Saat ini, para pakar arkeolog menggunakan transisi yang terjadi pada pemburu-pengumpul dan bukti pertanian untuk menandai beraakhirnya era Paleolitik dan awal era Neolitik. 
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences edisi 6 Juni 2014, menganalisa penanda genetik populasi modern mungkin memberikan petunjuk baru tentangpergerakan manusia periode Neolotik

Peran Pelaut Bawa Budaya Neolitik Ke Eropa

Antara tahun 8800 hingga 10,000 SM di Levant, wilayah Mediterania timur (saat ini meliputi Israel dan Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan bagian dari Turki selatan) orang-orang mulai belajar bagaimana mengembangkan tanaman biji-bijian. Perkembangan ini akhirnya memungkinkan mereka meninggalkan kehidupan lama sebagai manusia nomaden pemburu-pengumpul dan menjadi petani.
Bukti arkeologi menunjelaskan bahwa pada tahun 7000 SM para petani Neolitik telah pindah ke Eropa. Mereka mengembangkan ide dan genetik kepada orang-orang Paleolitik asli yang telah bermigrasi ke benua eropa sekitar 30,000 hingga 40,000 tahun yang lalu. Metode transportasi dan rute perjalanan Neolitik telah lama dipertanyakan, apakah mereka melakukan perjalanan darat dengan cara migrasi pertama ke utara dari Levant ke Anatolia (saat ini pusat Turki) di seberang Bosporus dan kemudian melalui Balkan ke Eropa Tengah.
Migrasi Manusia Periode Neolotik
Atau mungkin mereka berpindah melalui laut? Apakah mereka berpindah langsung dari pantai Levant ke Crete dan kemudian menyeberang ke Yunani, seperti salah satu yang disebutkan dalam teori terdahulu? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh George Stamatoyannopoulos melihat tanda-tanda genetik yang ditemukan pada 32 populasi modern dimulai dari Near East dan Afrika Utara, Anatolia, Kepulauan Aegean dan Crete, Yunani, Eropa Utara dan Selatan.
Stamatoyannopoulos dan rekannya membandingkan proporsi atau frekuensi yang disebut Single Nucleotide Polymorphisms (SNP). Ketika orang-orang bermigrasi ke suatu daerah dan bercampur dengan penduduk setempat, gen mereka membaur bersama gen asli dan melahirkan gen orang-orang pribumi. Generasi berikutnya terus bermigrasi dan pertukaran gen terus berulang, sehingga frekuensi SNP dalam populasi yang bermigrasi akan mencerminkan pencampuran genetik, semua ini terdeteksi dalam populasi yang ditinggalkan.
Ilmuwan berhipotesis bahwa imigran Neolitik ke Eropa telahberpindah melalui jalur laut. Mereka menguji hipotesis dengan membandingkan frekuensi SNP pada populasi yang kini menghuni Levant, Turki, pulau-pulau Aegean dan Laut Tengah dan Eropa dan Afrika Utara. 
Analisis menegaskan imigran Neolitik awalnya muncul dari Levant, kemudian migrasi pertama menuju Anatolia di Turki tengah, di seberang Dodecanese, menuju Crete dan kemudian ke Laconia di ujung tenggara Yunani. Beberapa populasi bergerak ke utara Yunani, namun sebagian besar migrasi ke barat, Sisilia, kemudian ke pantai Mediterania Eropa Selatan, dan ke Eropa Utara.
Menurut Stamatoyannopoulos, migrasi manusia periode Neolitik ke Eropa melalui rute darat, tetapi rute dominan melalui Anatolia dan kemudian melalui jalur laut, sementara Crete berfungsi sebagai penghubung utama. Pakar ilmuwan juga melihat aliran gen pada populasi di Semenanjung Arab dan Afrika Utara. Mereka menemukan bahwa migrasi orang-orang Neolitik yang berasal dari Near East juga pindah ke tenggara Arabia, dan melalui Mesir serta disepanjang pantai Afrika Utara.
Tidak ada bukti yang menjelaskan keberadaan aliran gen yang ada di Mediterania adalah turunan antara Afrika dan Eropa. Meskipun laut sangat memungkinkan imigran untuk bergerak di sepanjang pantai, tetapi hal itu merupakan penghalang yang tangguh antara dua benua. Budaya Neolitik menyebar terutama disebabkan difusi budaya itu sendiri, dimana ide-ide bergerak dari populasi melalui kontak budaya. 

Penyakit Kusta Kutukan? Evolusi Bakteri Sejak 20 Juta Tahun Lalu



2014
Misteri kuno dibalik kusta yang juga dikenal sebagai penyakit Hansen, telah menjangkiti manusia sepanjang sejarah akhirnya terungkap. Ratusan ribu kasus barupenyakit kusta dari seluruh dunia ditemukan setiap tahun, tetapi penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat, biasanya hanya berkisar 100 hingga 200 asus baru setiap tahunnya. Menurut ilmuwan dari University of Texas, genom bakteri penyakit kusta sudah berevolusi dan menjangkiti manusia kuno sejak 20 juta tahun yang lalu.
Penyakit kusta bisa disebut sebagai penyakit kutukan, karena selama jutaan tahun tetap menjangkiti manusia hingga saat ini. Bakteri penyakit kusta identik menyerang kulit dan saraf pasien, perawatan antimikroba merupakan pilihan efektif saat ini. Tetapi ketika diobati, penyakit ini menyebabkan lesi pada kulit, cacat di wajah dan ekstremitas, bahkan banyak pula pasien yang mati. Temuan baru mengungkap hipotesis penyakit kusta mungkin berasal dari infeksi spesifik manusa tertua jutaan tahun lalu.

Evolusi Bakteri Penyakit Kusta Jutaan Tahun

Xiang-Yang Han, M.D.,Ph.D seorang profesor dibidang kedokteran pernah menemukan spesis baru penyebab kusta pada tahun 2008. Spesis ini disebut Mycobacterium Lepromatosis, dimana sebelumnya hanya diketahui satu jenis bakteri (Mycibaterium Leprae) sebagai penyebab utama kusta. Beberap tahun terakhir, Han dan tim peneliti lainnya menemuan penyebab lain pada pasien dari Meksiko, Kanada, Brazil, Singapura dan Myanmar. Tim ilmuwan bekerja sama dengan Fransisco Silva, seorang ahli evolusi genetik dari Spanyol menganalisa 20 gen Mycobacterium Lepromatosis.
penyakit kusta, bakteri kusta
Penelitian ini telah menemukan dua bakteri penyakit kusta berasal dari nenek moyang manusia sekitar 10 juta tahun lalu. Bakteri yang menjangkiti nenek moyang telah mengalamiu evolusi reduktif yang mengakibatkan 40 persen gen tidak aktif dalam tubuh pasien. Gen mereka kemudian menjadi Pseudogen yang tidak berfungsi atau bahkan hilang. Evolusi bakteri penyakit kusta terlihat reduktif, unik diantara semua bakteri Patogen yang umumnya dikenal.
Menurut Han dan Silva, penyakit kusta telah ada sejak jutaan tahun yang lalu, hipotesis ini menghubungkan beberapa fakta yang sudah diketahui sebelumnya. Salah satu bukti nyata bahwa kusta merupakan penyakit manusia yang berkembang tanpa inang, ketika bakteri diluar tubuh manusia maka tiak dapat berkembang dalam media buatan. Satu pengecualian, Mycobacterium Leprae ditemukan pada Armadilo liar, tetapi hanya ada dikawasan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Menurut ilmuwan, spesis ini mungkin hewan pertama yang terinfeksi dari penjelajah benua Amerika beberapa ratus tahun lalu.
Bukti kedua ditunjukkan dalam sejarah panjang penyakit kusta yang terlihat pada genom bakteri. Lebih dari 400 bakteri dari seluruh dunia dianalisis telah ditemukan memiliki dasar genom yang sama, atau klonal. Manusia telah membawa bakteri kusta ketika orang-orang Afrika bermigrasi ke seluruh dunia sekitar 100,000 tahun yang lalu. Bakteri kusta dianggap stabil dan luar biasa karena mampu hidup dalam tubuh mereka, sementara tanda-tanda parasit dewasa diperkirakan jauh lebih tua dari 100,000 tahun.
Bukti ketiga sangat berkaitan dengan nenek moyang kedua bakteri kusta yang telah menyelesaikan evolusi reduktif sekitar 10 juta tahun yang lalu. Sehingga genom menjadi ramping dan kemampuan hidup bebas telah menghilang. Parasit ini beradaptasi dengan baik pada spesis inang yang spesifik dan tidak mungkin beralih ke spesis inang lainnya.
Yang paling menakjubkan, usia tertua Pseudogen bakteri penyakit kusta menunjukkan inaktivasi gen dimulai sejak 20 juta tahun yang lalu. Hal ini mungkin menjadi titik nenek moyang bakteri kusta melonjak dan menjangkiti manusia awal, bakteri beralih dari hidup bebas menjadi spesis parasit. 
Bakteri ini menyembunyikan dengan cara bermutasi atau menghapus molekul berbahaya sementara tetap mempertahankan inangnya. Pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan kekebalan tubuh pasien, ini merupakan fenomena umum pada penderita kusta. Jadi, penyakit kusta dianggap sebagai konsekuensi dari evolusi parasitisme bakteri (Mycobacterium Lepromatosis dan Mycibaterium Leprae) yang berkepanjangan.

Suku Arktik Terisolasi Di Kutub Utara Selama 4000 Tahun



 2014
Dalam studi sejarah dan DNA, ilmuwan meyakini bahwa peradaban pernah berkembang di Arktik selama sekitar 5000 tahun lalu. Bukti arkeologis jelas menunjukkan berbagai budaya selamat dari iklim yang keras di Alaska, Kanada dan Greenland selama ribuan tahun. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, dari mana mereka datang? Apakah melalui gelombang mograsi, kapan, siapa nenek moyang keturunan mereka, dan siapa sebenarnya yang disebut masyarakat suku Arktik
Studi ini menjawab pertanyaan yang beredar dalam arkeologi suku Arktik selama hampir satu abad, dimana orang-orang Paleo-Eskimo dan Neo-Eskimo secara genetik berbeda dan asal-usul yang terpisah di Siberia Timur. Paleo-Eskimo (suku Arktik kuno) tetap terisolasi di Kutub Utara Timur selama ribuan tahun tanpa pencampuran signifikan satu sama lain atau bercampur dengan Indian Amerika, Norse, ataupun nenek moyang Eropa lainnya.
Para ilmuwan saat ini mungkin telah mendapatkan jawaban berkat studi DNA komprehensif dari penduduk suku Arktik dan orang-orang yang pernah hidup di Greenland, Kutub Utara Kanada, Alaska, Kepulauan Aleutian dan Siberia. Studi ini dikerjakan oleh tim internasional dari Centre for GeoGenetics - Natural History Museum of Denmark, University of Copenhagen, dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science.

Suku Arktik Kuno Terisolasi Selama Ribuan Tahun

Arktik-Amerika Utara, merupakan salah satu wilayah utama yang dianggap pernah dihuni manusia modern. Peradaban ini diyakini pernah terbentuk ketika manusia menyeberangi Selat Bering dari Siberia dan berjalan ke daratan baru. Suku Arktik telah lama diteliti arkeolog tetapi sedikit bukti yang ditemukan, terlebih khusus pada prasejarah genetik. Dalam studi ini, ilmuwan membuktikan bahwa Paleo-Eskimo yang tinggal di Kutub Utara sekitar 5000 tahun yang lalu sampai sekitar 700 tahun lalu, merupakan gelombang migrasi berbeda dan terpisah dari penduduk asli Amerika yang menyeberangi Selat Bering dan Inuit. Mereka berasal dari Siberia ke Kutub Utara beberapa ribu tahun setelah periode Paleo-Eskimo.
wilayah suku arktik, arktik kutub utara
Menurut Profesor Eske Lundbeck, pada kenyataannya Paleo-Eskimo mewakili satu kelompok tunggal yang merupakan orang pertama di Kutub Utara, dan suku Arktik kuno telah selamat tanpa kontak keluar selama lebih dari 4000 tahun. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa Paleo-Eskimo telah selamat dari isolasi lingkungan Kutub Utara yang keras dan menghilang sekitar 700 tahun yang lalu. Waktu yang bersamaan ketika nenek moyang modern Inuit menyebar ke arah timur dari Alaska.
Dalam literatur arkeologi, perbedaan antar budaya di Kutub Utara dimulai pada periode sebelum munculnya budaya Thule yang menggantikan semua budaya suku Arktik sebelumnya dan merupakan nenek moyang Inuit di Alaska, Kanada dan Greenland. Budaya sebelumnya termasuk Saqqaq atau Pre-Dorset dan Dorset terdiri dari tradisi Paleo-Eskimo, kemudian Dorset selanjutnya terbagi menjadi tiga tahap. Semua penduduk ini memiliki budaya, gaya hidup dan subsisten ciri khas seperti yang terlihat dalam catatan arkeologi, walaupun dalam beberapa periode wilayah Arktik tidak memiliki pemukiman manusia. 
Fakta ini justru menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kemungkinan beberapa gelombang migrasi dari Siberia ke Alaska. Atau mungkin penduduk asli Amerika bermigrasi ke utara selama 4000 tahun menghuni wilayah Arktik. Eske Willerslev mengatakan, secara genetik semua budaya Paleo-Eskimo berbeda milik kelompok manusia yang sama. Di sisi lain suku Arktik tidak terkait erat dengan budaya Thule dan tidak ada indikasi asimilasi antara kedua kelompok.
Dipastikan, Paleo-Eskimo bukan keturunan penduduk asli Amerika, studi genetik mengungkap setidaknya tiga sumber nenek moyang terpisah dalam migrasi dari Siberia ke Amerika dan Arktik. Ketiga sumber itu adalah nenek moyang penduduk asli Amerika, kemudian Paleo-Eskimo dan akhirnya nenek moyang Inuit yang keturunannya juga bertahan sampai hari ini.
Studi ini menolak spekulasi bahwa Paleo-Eskimo mewakili beberapa orang yang berbeda, termasuk nenek moyang penduduk asli Amerika atau mereka termasuk nenek moyang Inuit modern. Juga menolak teori bahwa Greenland pantai timur atau Kanada Sadlermiut, yang pernah hidup di pulau Southampton di Teluk Hudson, yang mati hingga akhir 1902-1903, mereka termasuk kelompok masyarakat Dorset. Tetapi studi genetika kali ini menunjukkan bukti baru bahwa kelompok Inuit telah mengembangkan budaya seperti Dorset.
Keragaman alat dan cara hidup dari waktu ke waktu dalam arkeologi sering diartikan sebagai hasil dari migrasi, pada kenyataannya tidak selalu mencerminkan masuknya kelompok manusia baru. Suku Arktik kuno tinggal dalam isolasi selama lebih dari 4000 tahun dan selama waktu itu budaya mereka berkembang dengan berbagai cara. Pada dasarnya ada dua gelombang migrasi berturut-turut dari kelompok genetik yang berbeda memasuki wilayah Arktik dan menciptakan tiga budaya diskrit. 
Akan tetapi, penelitian ini tidak dapat menjelaskan mengapa hilangnya Paleo-Eskimo bertepatan dengan nenek moyang Inuit ketika mulai menjajah Arktik. Diduga, nenek moyang Inuit menyeberangi Selat Bering sekitar 1000 tahun yang lalu dan mencapai Greenland sekitar 700 tahun yang lalu, mereka memiliki teknologi yang lebih tinggi.
Mitos Inuit menceritakan tentang nenek moyang sebelum mereka yang kemungkinan besar merujuk pada suku Arktik kuno (Paleo-Eskimo). Dalam mitos itu nenek moyang mereka disebut sebagai Tunit atau Sivullirmiut, artinya 'Penduduk pertama'. Dalam mitos itu disebutkan bahwa nenek moyang mereka adalah raksasa, tubuhnya lebih tinggi dan lebih kuat dari Inuit tetapi takut pemukiman mereka dihuni pendatang baru.
Sejak ditemukannya budaya Paleo-Eskimo di Arktik Amerika Utara pada tahun 1925, arkeolog dibingungkan oleh hubungan mereka dengan leluhur budaya Thule dari Inuit modern. Sementara budaya Paleo-Eskimo digantikan dengan cepat sekitar tahun 1300-1400, hanya saja jejak mereka menjadi referensi dalam mitologi Inuit dan adopsi beberapa elemen teknologi Dorset. 

Peta Global Sejarah Genetik Manusia Pertama Di Dunia



2014
Kini, ilmuwan mampu menggambarkan peta sejarah genetik manusia yang terdiri dari 95 populasi berbeda di seluruh dunia. Peta global genetik dibuat untuk pertama kalinya, menunjukkan dampak kemungkinan genetik kolonialisme di Eropa, perdagangan budak di tanah Arab, Kekaisaran Mongolia dan pedagang Eropa berdekatan dengan Jalan Sutra dengan orang-orang Cina.
Tim peneliti genetik asal Oxford University dan University College London berhasil merinci sejarah pencampuran genetik diantara 95 populasi di seluruh Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Selatan mencakup kurun waktu kurang lebih 4000 tahun. Hasil penelitian mereka diterbitkan pada jurnal Science, berisikan identifikasi, tanggal, dan ciri-ciri pencampuran genetik diantara populasi. Peta sejarah genetik manusia juga bisa diakses bebas pada halaman 'A genetic atlas of human admixture history'.

Peta Sejarah Genetik Manusia

Dalam studi pembuatan peta sejarah genetik manusia, tim peneliti mengembangkan metode statistik canggih untuk menganalisis DNA dari 1490 orang pada 95 populasi diseluruh dunia. Menurut Dr Simon Myers, DNA memiliki kekuatan untuk menceritakan sejarah dan mengungkap rincian masa lalu manusia. Pendekatan yang dilakukan sejauh ini hanya menggunakan data genetik, memberikan informasi independen dari sumber lain. 
Peta sejarah genetik manusia
Banyak pengamatan genetik sesuai dengan peristiwa sejarah dan ditemukan bukti pencampuran genetik yang sebelumnya tidak pernah diketahui. DNA orang-orang Tu di Cina modern diperkirakan hidup sekitar tahun 1200 M, orang Eropa mirip dengan Yunani modern dicampur dengan populasi lain seperti Cina. Menurut ilmuwan semua ini masuk akal, DNA Eropa seperti ini mungkin saja terjadi ketika manusia memasuki wilayah perdagangan Jalur Sutra. 
Sementara studi lain tentang garis genetik Kekaisaran Mongolia bisa terlihat jelas pada orang-orang Hazara di Pakistan, sebagian mereka keturunan prajurit Mongolia. Enam populasi lain berada di Turki Barat juga menunjukkan bukti pencampuran genetik dengan Mongolia diwaktu yang sama. Semua sejarah mutasi genetik ini terjadi ketika masa kejayaan periode Kekaisaran Mongolia. 
Meskipun mutasi individu kurang jelas terlihat, tetapi dengan menambahkan informasi diseluruh genom maka akan diperoleh data pencampuran. Terkadang sampel DNA dari daerah terdekat bisa memiliki sumber pencampuran genetik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh ketika tim ilmuwan meneliti sampel DNA sub Sahara Afrika, mungkin terkait dengan perdagangan budak di Arab, yang lain berasal dari Asia Timur, dan satu lagi dari Eropa kuno. Hal ini sangat umum, hampir semua populasi menunjukkan pencampuran sejarah genetik manusia sehingga sering melibatkan populasi yang bermigrasi pada jarak besar. 
Dari data 1490 individu, tim ilmuwan mengidentifikasi potongan DNA yang terbagi diantara individu populasi berbeda, dimana populasi yang berbagi gentik lebih banyak keturunannya dan potongan genetik manusia memberikan petunjuk tentangnenek moyang sepanjang sejarah kromosom.
Menurut Dr Simon Myers, memahami kesamaan genetik dan perbedaan antara populasi manusia merupakan kunci kesehatan masyarakat. Beberapa populasi lebih beresiko penyakit tertentu daripada populasi lain, khasiat obat juga mengakibatkan efek bervariasi sehingga mutasi genetik langka sangat mungkin menghasilkan perbedaan diantara populasi. Hal ini mempengaruhi wawasan peta sejarah genetik manusia, penelitian selanjutnya mungkin memiliki implikasi dampak DNA kesehatan dan penyakit pada populasi.