Lambang Kabupaten Tulungagung Moto: Guyub Rukun |
|
Peta lokasi Kabupaten Tulungagung Koordinat: 111,43°-112,07° BT dan 7,51°-8,08° LS |
|
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | - |
Tanggal | 12 November 1205 |
Ibu kota | Tulungagung |
Pemerintahan | |
- Bupati | Syahri Mulyo, SE |
- DAU | Rp. 996.300.694.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.055,65 km2 |
Populasi | |
- Total | 1.024.034 (2008) |
- Kepadatan | 891 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0355 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 19 |
- Kelurahan | 271 |
- Flora resmi | Sukun |
- Fauna resmi | Kera Warek |
- Situs web | http://www.tulungagung.go.id/index.php |
Daftar isi
Etimologi
Ada dua versi cerita dalam penamaan nama Kabupaten Tulungagung.Versi pertama adalah nama "Tulungagung" dipercaya berasal dari kata "Pitulungan Agung" (pertolongan yang agung). Nama ini berasal dari peristiwa saat seorang pemuda dari Gunung Wilis bernama Joko Baru mengeringkan sumber air di Ngrowo (Kabupaten Tulungagung tempo dulu) dengan menyumbat semua sumber air tersebut dengan lidi dari sebuah pohon enau atau aren. Joko Baru dikisahkan sebagai seorang pemuda yang dikutuk menjadi ular oleh ayahnya, orang sekitar kerap menyebutnya dengan Baru Klinthing. Ayahnya mengatakan bahwa untuk kembali menjadi manusia sejati, Joko Baru harus mampu melingkarkan tubuhnya di Gunung Wilis. Namun, malang menimpanya karena tubuhnya hanya kurang sejengkal untuk dapat benar-benar melingkar sempurna. Alhasil Joko Baru menjulurkan lidahnya. Disaat yang bersamaan, ayah Joko Baru memotong lidahnya. Secara ajaib, lidah tersebut berubah menjadi tombak sakti yang hingga saat ini dipercaya "gaman" atau "senjata sakti". Tombak ini masih disimpan dan dirawat hingga saat ini oleh masyarakat sekitar.
Sedangkan, versi kedua nama Tulungagung berasal dua kata, tulung dan agung, tulung artinya sumber yang besar, sedangkan agung artinya besar. Dalam pengartian berbahasa Jawa tersebut, Tulungagung adalah daerah yang memiliki sumber air yang besar. Sebelum dibangunnya Bendungan Niyama di Tulungagung Selatan oleh pendudukan tentara Jepang, di mana-mana di daerah Tulungagung hanya ada sumber air saja. Pada masa lalu, karena terlalu banyaknya sumber air disana, setiap kawasan banyak yang tergenang air, baik musim kemarau maupun musim penghujan.
Dugaan yang paling kuat mengenai etimologi nama kabupaten ini adalah versi kedua,[butuh rujukan] penamaan nama ini dimulai ketika ibu kota Tulungagung mulai pindah di tempat sekarang ini. Sebelumnya ibu kota Tulungagung bertempat di daerah Kalangbret dan diberi nama Kadipaten Ngrowo (Ngrowo juga berarti sumber air). Perpindahan ini terjadi sekitar 1901 Masehi.
Sejarah
Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)
Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)
Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1)
Geografi
Batas-batas wilayah Kabupaten Tulungagung secara administratif adalah sebagai berikut:- Sebelah utara: Kabupaten Kediri
- Sebelah Selatan: Samudera Hindia
- Sebelah Timur: Kabupaten Blitar
- Sebelah Barat: Kabupaten Trenggalek
Pemerintahan
Kabupaten Tulungagung beribukota di Kecamatan Tulungagung, yang terletak tepat di tengah Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Daftar kecamatan di kabupaten ini dapat dilihat dalam boks di bagian akhir artikel ini.Saat ini Tulungagung dipimpin oleh Bupati Syahri Mulyo dan wakilnya Maryoto Birowo.
Penduduk
Pada akhir 2006 jumlah penduduk di Kabupaten Tulungagung tercatat sebanyak 1.002.807 jiwa yang terbagi atas laki-laki 498.533 (49,71%) jiwa dan perempuan 504.274 (50,29%). Kepadatan penduduk terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru, dan Kecamatan Boyolangu.Pendidikan
Tulungagung mempunyai sarana pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta. Beberapa di antara Perguruan tinggi yang ada Di Tulungagung:- Institut Agama Islam Negeri (IAIN Tulungagung), dulu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN TULUNGAGUNG)
- Universitas Tulungagung (UNITA)
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP PGRI)
- Sekolah Tinggi Agam Islam DIPONEGORO (STAI DIPONEGORO)
- SMP Negeri 1 Tulungagung
- SMP Negeri 2 Tulungagung
- SMP Negeri 3 Tulungagung
- SMP Negeri 4 Tulungagung
- SMP Negeri 5 Tulungagung
- SMP Negeri 6 Tulungagung
- SMP Negeri 1 Boyolangu
- SMP negeri 1 Campurdarat
- SMP Negeri 2 Campurdarat
- SMP Negeri 1 Sumbergempol
- SMP Negeri 2 Sumbergempol
- SMP Negeri 1 Kedungwaru
- SMP Negeri 2 Kedungwaru
- SMP Negeri 3 Kedungwaru
- SMP Negeri 1 Gondang
- SMP Negeri 2 Gondang
- SMP Negeri 1 Ngantru
- SMP NEgeri 2 Ngantru
- SMP Negeri 1 Bandung
- SMP Negeri 2 Bandung
- SMP Negeri 3 Bandung
- SMP Negeri 1 Ngunut
- SMP Negeri 2 Ngunut
- SMP Negeri 3 Ngunut
- SMP Negeri 1 Rejotangan
- SMP Negeri 2 Rejotangan
- SMP Negeri 1 Besuki
- SMP Negeri 2 Besuki
- SMP Negeri 1 Sendang
- SMP Negeri 2 Sendang
- SMP Negeri 1 Pagerwojo
- SMP Negeri 2 Pagerwojo
- SMP Negeri 3 Pagerwojo
- SMP Negeri 4 Pagerwojo
- SMP Negeri 1 Pucanglaban
- SMP Negeri 2 Pucanglaban
- SMP Negeri 1 Karangrejo
- SMP Negeri 1 Kalidawir
- SMP Negeri 2 Kalidawir
- SMP Negeri 3 Kalidawir
- SMP Negeri 1 Kauman
- SMP Negeri 2 kauman
- SMP Negeri 1 Pakel
- SMP Negeri 2 Pakel
- SMP Budi Utomo Sumbergempol
- SMP Tamansiswa Tulungagung
- SMP Islam Sunan Gunung Jati Ngunut
- SMP Islam Al Khoiriyah Junjung Sumbergempol
- MTsN Al - Huda Bandung
- MTsN Tulungagung
- MTsN Tunggangri Kalidawir
- MTs Aswaja Kalidawir
- MTsN Ngantru
- MTsN Bandung
- MTsN Pulosari
- MTsN Karangrejo
- MTsN Aryojeding
- MTs Al - Islam Tulungagung
- MTs Sunan Kalijaga Boyolangu
- SMP Islam Al - Azhar
- SMA Negeri 1 Boyolangu
- SMA Negeri 1 Campurdarat
- SMA Negeri 1 Gondang
- SMA Negeri 1 Kauman
- SMA Negeri 1 Karangrejo
- SMA Negeri 1 Kedungwaru
- SMA Negeri 1 Kalidawir
- SMA Negeri 1 Ngunut
- SMA Negeri 1 Pakel
- SMA Negeri 1 Rejotangan
- SMA Negeri 1 Tulungagung
- MAN 1 Tulungagung
- MAN 2 Tulungagung
- MAN 3 Tulungagung
- SMA 45 Bandung Tulungagung
- MA Al Ma'arif Tulungagung
- MA UNGGULAN BANDUNG TULUNGAGUNG
- MTs. MIFTAHUL HUDA SURUHAN LOR BANDUING
- MTs Al - Ma'arif Tulungagung
- SMA Islam Sunun Gunung JAti
- SMP Negeri 1 Tanggungunung
- SMP Katolik Santa MAria
- SMA Katolik Santo Thomas Aquino
- SMP Jawaahirulhikmah
- SMA Jawaahrulhikmah
- SMK Negeri 1 Boyolangu
- SMK Negeri 2 Boyolangu
- SMK Negeri 3 Boyolangu
- SMK Negeri 1 Bandung
- SMK Negeri 1 Tulungagung
- SMK Negeri 2 Tulungagung
- SMK Negeri 1 Pagerwojo
- SMK PGRI 1 Tulungagung
- SMK PGRI 2 Tulungagung
- SMK PGRI 3 Tulungagung
- SMK PGRI 4 Tulungagung
- SMK Muhammadiyah 1 Tulungagung
- SMK Muhammadiyah 2 Tulungagung
- SMK Muhammadiyah 3 Tulungagung
- SMK BHAKTI Suruhanlor Bandung Tulungagung
Olahraga
Tulungagung mempunyai beberapa Sarana Olahraga yang tersebar di sejumlah tempat, baik Indoor maupun Outdoor antara lain :Fasilitas Olahraga
- Stadion Rejoagung
- Stadion Beta
- Stadion Bandung
- Stadion Pema
- Stadion Wira Mandala
- GOR Sembung
- GOR Seragam jaya
- GOR Menara Eva
- GOR MAndala Krida
- GOR Campurdarat
- Lapangan Tenis Pendopo Tulungagung
- Lapangan Tenis Ngunut
Industri
Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung. Tulungagung juga termasuk salah satu pusat industri marmer di Indonesia, dan terpusat di selatan Tulungagung, terutama di Kecamatan Campurdarat, yang di dalamnya banyak terdapat perajin marmer,sayangnya saat ini marmer kualitas terbaik sudah habis. Aset marmer dari Tulungagung telah menembus pasar internasional. Di daerah yang sama, juga terdapat industri onyx yang mempunyai kualitas mirip marmer.Selain industri marmer, di Tulungagung juga tumbuh dan berkembang berbagai industri kecil dan menengah antara lain memproduksi alat-alat/perkakas rumah tangga, batik, dan konfeksi termasuk bordir. Beberapa batik yang terkenal di Tulungagung diantaranya Batik Tulungagung (sangat minim), Batik Satriomanah, dan sebagainya. Di Kecamatan Ngunut terdapat industri peralatan Tentara seperti tas ransel, sabuk, seragam,tenda dan makanan ringan seperti kacang atom. Di Kecamatan Ngunut juga terdapat industri batu bata dan genteng yang berkualitas. Di kelurahan sembung juga di kenal sebagai pusat industri krupuk rambak. Sedangkan di bagian pegunungan utara, yakni Kecamatan Sendang terdapat perusahaan air susu sapi perah dan teh. Industri perikanan, dan gula merah juga Tulungagung juga tidak kalah, ini telah dikenal secara nasional. salah satunya Pabrik Gula Modjopanggung di Kecamatan Kauman.
Pariwisata
Wisata Alam
Sebenarnya, Tulungagung memiliki banyak potensi pariwisata yang bisa diandalkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Sayangnya, masih banyak potensi pariwisata yang belum digarap secara baik oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Meski demikian, industri pariwisata di Tulungagung cukup berkembang dengan objek wisata andalan Pantai Popoh yang terletak di Kecamatan Besuki.Wisata pantai
Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi selain Pantai Popoh, di antaranya Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, Pantai Sanggar, Pantai Ngalur , Pantai Coro , Pantai Lumbung dan Pantai Dlodo.Wisata Air Terjun
Selain objek wisata pantai, Tulungagung juga memiliki objek wisata alam lain, di antaranya Air Terjun Lawean di Kecamatan Sendang, Coban Alam di Kecamatan Campurdarat, Gua Selomangleng di Kecamatan Boyolangu, serta Gua Pasir di Kecamatan Sumbergempol. Di utara Tulungagung, objek wisata alam yang terkenal adalah Pesanggarahan Argo Wilis, Perkebunan Teh Penampean, serta Bendungan Wonorejo.Wisata Candi
Selain itu Tulungagung juga mempunyai Beberapa Bangunan Candi yang tersebar di beberapa tempat, yaitu Candi Dadi yang terletak di Puncak bukit di Desa Sanggrahan kecamatan Boyolangu, Candi Cungkup (Candi Sanggrahan) yang terletak di Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu, Candi Gayatri (Boyolangu) yang terletak di kecamatan Boyolangu, candi Mirigambar terletak di Kecamatan sumbergempol, Candi Bodho terletak di Kecamatan Kalidawir, Candi Penampihan berada di Lereng Gunung wilis kecamatan Sendang. Di selatan Tulungagung tepatnya di Kecamatan Campurdarat sebuah Telaga yang bernama Telaga Buret, telaga ini tak pernah kering walaupun letaknya di Perbukitan kapur selatan yang terkenal kering dan panas saat musim kemarau datang. Arca Joko Budhek, adalah sebentuk batu yang ukurannya besar yang bentuknya seperti seorang pria yang bertapa,arca ini berada di puncakbukit, dan bisa dilihat dari jalan raya karena ukurannya yang besar.Wisata Budaya
Tulungagung memiliki beberapa kesenian khas yang bisa dijadikan magnet untuk mengangkat pariwisata Tulungagung, di antaranya:- Wayang Kulit Purwo/Ringgit Purwo
- Jaranan sentherewe
- Reog Kendang
- Tiban
- Jedor
- Kentrung
- Manten kucing
- Langen Beksan
- Tayub Tulungagung
- Turonggo Safitri Putro
Wisata Kuliner
Tulungagung memiliki jajanan khas, yaitu:- Sate dan Gule Kambing, Sate Tulungagung mirip dengan sate lainnya dan tampak sederhana, terdiri dari daging kambing yang ditusuk dalam sujen (tusuk sate) bambu, disajikan dengan bumbu kecap yang diberi merica dan petis, serta ditaburi dengan irisan bawang merah, di beberapa warung ditambah irisan daun jeruk, berbeda dengan tampilan Sate di kabupaten Trenggalek (Sate Bendo) yang dalam penyajiannya ditaburi kecambah sama seperti daerah Nganjuk, tidak seperti sate Madura dan sate Ponorogo dan Kediri, yang bumbu-nya mengandung kacang, Sehingga rasanya memang khas Tulungagung-an, pada dasarnya perbedaan rasa ini dikarenakan proses bakarnya dicelupkan dalam kuah gule.
- Nasi Lodho Tulungagung, sebenarnya kuliner ini mirip dengan kare ayam, hanya saja ayamnya dipanggang/diasap terlebih dulu dan disajikan bersama nasi/tiwul (tiwul adalah nasi yang terbuat dari gaplek/singkong) dengan pelengkap gudhangan (kudapan) sayur-sayuran, namun dalam perkembangannya lebih banyak yang disajikan (warung kaki lima) serupa dengan kare ayam. Lodho Tulungagung dibedakan dalam 2 genre,yaitu Lodho kuah kental dan encer, kekentalannya berasal dari konsentrasi santan, biasanya rasanya pedas,ayamnya ayam kampung.
- Sredek, Makanan yang terbuat dari gethuk singkong, kemudian digoreng. Biasa dimakan dengan tempe goreng dan cabe mentah (sebagai lalap), adalah makanan khas Tulungagung selatan.
- Kemplang, makanan yang terbuat dari ketela yang diparut dikasih bumbu-bumbu dibentuk pipih diatasnya dikasih kacang lotho lalu di goreng itu juga makanan khas tulungagung
- Emping Melinjo, makanan ini terbuat dari biji belinjo yang dipipihkan dan kemudian dijemur seperti kerupuk.
- Kerupuk Gadung, kuliner yang untuk saat ini pembuatannya hanya dikuasai oleh sedikit orang (umumnya orang tua) karena pengolahannya harus diperam dulu menggunakan abu untuk menghilangkan kandungan getah gadung agar tidak menyebabkan efek mabuk/pusing ketika dimakan.
- Soto Ayam Kampung Tulungagung warung soto dengan aroma rempah yang kuat dan kemiri sebagai penguat rasa banyak ditemui disekitaran Kecamatan Kauman dan Kecamatan Gondang
- Nasi pecel Tulungagung, nasi pecel dengan karakter sambal pecel seperti di daerah Kabupaten Blitar, yang membedakan dengan pecel dari daerah lain seperti Madiun/Ponorogo adalah karakter sambal kacang yang pedas manis (karena penambahan gula jawa/gula aren) serta aroma daun jeruk yang kuat.
- Sompil, Lontong diiris kemudian disiram dengan sayur lodeh (umumnya lodeh kacang) dan diatasnya ditambahi dengan bubuk kedelai yang gurih-manis.
- Lopis, makanan seperti lontong biasanya dicampur cenil, kicak atau gethuk dikasih larutan gula merah
- Cenil Yang dibuat dari singkong yang diolah melalui proses ditumbuk/digiling yang biasanya juga dibuat bersama Kicak, disajikan dengan parutan kelapa muda dan disiram dengan gula jawa/gula aren cair.
- Kerupuk Rambak Tulungagung, kerupuk yang terbuat dari kulit sapi/kerbau serupa kerupuk jangek di Padang-Sumatra Barat namun dengan karakter yang lebih renyah, sentra industri kerupuk ini ada di seputaran Botoran Panggungrejo kota, Sembung.
- Gethuk, singkong rebus yang dihaluskan dengan cara ditumbuk bersama gula jawa/ gula aren dan disajikan dengan taburan parutan kelapa diatasnya.
- Srondeng, parutan kelapa yang digoreng dengan dibumbui sedemikian rupa sampai berwarna merah kecoklatan, kadang-kadang buat campuran dendeng sapi
- Jenang Syabun, jenang yang diolah dari beras ketan menjadi serupa dodol dengan penggabungan karakter rasa manis dari dua macam gula, gula jawa dan gula pasir,jenang ini mempunyai tektur lembut namun kenyal dan tidak lengket,originalnya jenang initidakmenggunakan pengawet,sehingga jarang dipajang ditoko,jika berminat disarankan datang ke pabriknya di desa Botoran.
- Jenang Grendol, makanan terbuat dari tepung kanji, biasanya disajikan bersama dengan Jenang Baning yang terbuat dari tepung beras serta Jenang Ketan dari bubur ketan hitam. Secara terpisah Jenang Grendol disajikan dengan kuah santan karena karakter jenang itu sendiri yang sudah manis namun apabila dicampur akan diberikan kuah gula jawa/gula aren yang umum disebut Juruh.
- Geti, adalah nuget terbuat dari wijen kadang-kadang dicampur kacang yang dimasak dengan gula sehingga memunculkan sensasi rasa yang manis-gurih.
- Kopi Cethe, ampas kopi yang dijadikan bahan pengoles rokok agar memiliki aroma yang lebih sedap.
- Punten Pecel, Punten serupa dengan Jadah cuma bedanya kalau Jadah terbuat dari bahan ketan sementara Punten dari bahan beras yang ditanak dengan santan gurih dan kemudian dijelu atau ditumbuk pelan dan umumnya ditambah parutan kelapa muda sehingga tercipta adonan kenyal dan gurih yang biasanya disajikan dengan pecel.
- Brondong Ketan, di Tulungagung umumnya disebut Bipang, dengan mengolah berondong dari beras ketan yang diolah dengan gula.
- Capar Tape, atau disebut tape pecel yang terbuat dari tape singkong (umumnya putih) dan disiram sayur pecel bahkan biasanya juga ditambahkan mentimun rebus.
- Glondhong Juruh,asli Sambitan, terbuat dari kukusan ketela pohon disiram juruh kental atau dibuat dengan memasukkan singkong kedalam ke jadi/wajan besar tempat orang memasak gula jawa/gula tebu sehingga menjadi manis, kadang-kadang disebut juga Cimplung yang mungkin karena dibuat dengan nyemplung/memasukan singkong ke wadah pengolahan gula.
- Sego Bantingan, nasi bungkus yang dijual secara murah meriah, pelengkapnya sederhana (lauk standar dan sambal/keringan) dan apabila ingin menambahkan sayur atau lauk ada disiapkan secara terpisah.
- Gembrot, kuliner khas yang terbuat dari beberapa jenis dedaunan yang dicampur dengan parutan kelapa yang telah dibumbui sedemikian rupa kemudian dibungkus dengan daun kelapa dan dikukus, kadang-kadang didalamnya juga ditambahkan sejenis ikan sungai atau udang.
- Gathot, makanan yang terbuat dari singkong yang direndam air garam kemudian dijemur hingga kering menjadi Gaplek, gaplek yang dicacah/diiris tipis apabila ditanak menjadi Gathot dan disajikan dengan parutan kelapa muda, sementara itu Gaplek yang ditumbuk menjadi Tiwul dan ditanak sebagai pengganti nasi
- Klethek, klethek merupakan makanan yang terbuat dari singkong yang dalam pengolahannya dicampur dengan bumbu-bumbu lainnya, seperti terasi dan kedelai. Klethek mirip dengan keripik singkong hanya saja dalam pemasakannya klethek digoreng sedikit lebih lama.
Figur publik
Berikut ini sebagian tokoh terkenal asal Tulungagung:- Wahono, mantan Ketua MPR-RI (1992-1997)
- Brigjen Pol (Purn) Dra. Rumiyah Kartoredjo, S.Pd. (Kepala Kepolisian Daerah Banten 2008-2010)
- Sri Bintang Pamungkas, politikus
- Ali Masykur Musa, politikus
- Ali Maskan Musa, politikus
- Sri Somantri, pakar hukum tata negara Universitas Padjadjaran
- Yogi Sugito, rektor Universitas Brawijaya (2006 - 2010)
- Irjen Pol Drs. Mudji Waluyo, SH, MM. (Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan 2012-sekarang)
- Inten Suweno, Mantan menteri Peranan Wanita (UPW)
- Triyogi Yuwono, Guru besar, Rektor (2011-2015) ITS-Surabaya
- Pangeran Adipati Soejono, politikus Belanda
- Frans Ghijsels, arsitek Belanda
- KI Dalang Moerdi Kondo Moerdiyat, Sesepuh Tulungagung Yang Paling dihormati tahun 90-an
- Yongki Ariwibowo, Pesepak bola timnas Indonesia AFF cup 2010
- Prof.Dr.H.Suparno, Rektor Universitas Negeri Malang 2007-2014
- Ardian Syaf, Komikus DC Comics (2012-sekarang), Marvel Comics (2009), dan Dynamite (2007)
Kesehatan
- Rumah Sakit Pemerintah: 1
- Rumah Sakit POLRI: 1
- Rumah Sakit swasta:
- RSU Era Medika
- RSU Madinah
- RSU Satiti
- RSU Muhammadiyah
- RSUI Orpeha
- RSU Putra Waspada
- RSIA Fausiyah
- RSIA Amanda
- RSIA Cita Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar