Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang bersal dari pelapukan
kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit
dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur unsur seperti silikon, oksigen,
dan aluminium. Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. kemudian membentuk terjadinya tanah liat.
Tanah Liat atau tanah lempung
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Tanahnya sulit menyerap air sehingga
tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
2.
Tekstur tanahnya cenderung lengket
bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan
lainnya.
3.
Dalam keadaan kering, butiran
tanahnya terpecah-pecah secara halus.
4.
Merupakan bahan baku pembuatan
tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar
dengan suhu di atas 10000C.
tanah liat di bagi dalam dua jenis,
primer dan skunder
Yang disebut tanah liat primer
(residu) adalah jenis tanah liat yang dihasilkan dari pelapukan batuan
feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk (batuan
asalnya), karena tanah liat tidak berpindah tempat sehingga sifatnya lebih
murni dibandingkan dengan tanah liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap
panas yang keluar dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat
primer. Karena tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik
seperti humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat
berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 13000C–1400 0C,
bahkan ada yang mencapai 17500C. Yang termasuk tanah liat primer antara lain:
kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite, biasanya terdapat di
tempat-tempat yang lebih tinggi daripada letak tanah sekunder. Pada umumnya
batuan keras basalt dan andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit
akan memberikan lempung putih. Mineral kwarsa dan alumina dapat digolongkan
sebagai jenis tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan
feldspatik yang menghasilkan tanah liat kaolinit.
Tanah liat primer memiliki
ciri-ciri:
- warna putih sampai putih kusam
- cenderung berbutir kasar,
- tidak plastis,
- daya lebur tinggi,
- daya susut kecil
- bersifat tahan api
Dalam keadaan kering, tanah liat
primer sangat rapuh sehingga mudah ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan
partikelnya yang terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti
partikel tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana
dapat dijelaskan melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah
dibesarkan beberapa ribu kali. Dalam gambar di bawah ini tampak kedua partikel
dilapisi lapisan air (water film), tetapi karena bentuknya tidak datar/asimetris,
lapisan air tidak saling bersambungan, akibatnya partikel-partikel tidak saling
menggelincir.
2. Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen
(endapan) adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang
berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan
butiran-butiran tanah liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah
sungai, tanah rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan
angin, tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik
sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi
partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih dan lebih
plastis. Jumlah tanah liat sekunder lebih lebih banyak dari tanah
liat primer. Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat, salah
satunya ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah liat menjadi
partikel-partikel yang semakin mengecil. Pada saat kecepatan arus melambat,
partikel yang lebih berat akan mengendap dan meninggalkan partikel yang halus dalam
larutan. Pada saat arus tenang, seperti di danau atau di laut, partikel –
partikel yang halus akan mengendap di dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan
bisaanya terbentuk dari beberapa macam jenis tanah liat dan berasal dari
beberapa sumber. Dalam setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa situs
cenderung bercampur bersama. Kehadiran berbagai oksida logam seperti besi,
nikel, titan, mangan dan sebagainya, dari sudut ilmu keramik dianggap sebagai
bahan pengotor. Bahan organik seperti humus dan daun busuk juga merupakan bahan
pengotor tanah liat.
Karena pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur
dengan bahan pengotor, maka tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus,
berwarna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, suhu matang antara
9000C-14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan mempunyai daya
susut yang lebih besar daripada tanah liat primer.
Semakin tinggi suhu bakarnya semakin
keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda keramik menjadi kedap air.
Dibanding dengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak
murni, warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang
relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya berwarna
krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.
Tanah liat sekunder memiliki
ciri-ciri:
- Kurang murni.
- Cenderung berbutir halus.
- Plastis.
- Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman.
- Daya susut tinggi.
- Suhu bakar 12000C–13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay, stoneware, ballclay).
- Suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai 12000C (earthenware).
Warna tanah tanah alami terjadi
karena adanya unsur oksida besi dan unsur organis, yang biasanya akan berwama
bakar kuning kecoklatan, coklat, merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung
dan jumlah oksida besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan
oksida besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung
berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah, kebalikannya
adalah tanah berwama lebih terang atau pun putih akan matang pada suhu yang
lebih tinggi.
1. Tanah Liat Tahan Api
(Fireclay).
Kebanyakan tanah liat tahan api
berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam
dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan
berkadar alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 1500 ºC. Yang
tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu
tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti
alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan campuran pembuatan
massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun porselin.
Karena beberapa sifatnya yang
menguntungkan, antara lain berwarna putih, mempunyai daya lentur dan
sebagainya, maka Kaolin juga dipakai sebagai bahan pengisi untuk produk kertas
dan kosmetik.
2. Tanah Liat Stoneware.
Tanah liat stoneware ialah tanah
liat yang dalam pembakaran gerabah (earthenware) tanpa diserta perubahan
bentuk. Titik lebur tanah liat stoneware bisa mencapai suhu 1400 ºC. Bisaanya
berwarna abu-abu, plastis, mempunyai sifat tahan api dan ukuran butir tidak
terlalu halus. Jumlah deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau
mineral tahan api. Tanah liat stoneware dapat digunakan sebagai bahan utama
pembuatan benda keramik alat rumah tangga tanpa atau menggunakan campuran
bahan lain. Setelah suhu pembakaran mencapai ± 1250 ºC, sifat fisikanya berubah
menjadi keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring.
1.
Disebut juga sebagai tanah liat
sendimen. Ball Clay berbutir halus, mempunyai tingkat plastisitas sangat
tinggi, daya susutnya besar dan bisaanya berwarna abu-abu. Tanah liat ini
mempunyai titik lebur antara 1250 ºC s/d 1350 ºC. Karena sangat plastis, ball
clay hanya dapat dipakai .
2. Tanah Liat Earthenware.
Bahan ini sangat banyak
terdapat di alam. Tanah liat ini memiliki tingkat plastisitas yang cukup,
sehingga mudah dibentuk, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar
1100 ºC s/d 1200 ºC. tanah liat merah banyak digunakan di industri genteng dan
gerabah kasar dan halus. Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat,
karena kandungan besinya mencapai 8%. Bila diglasir warnanya akan lebih kaya,
khususnya dengan menggunakan glasir timbal.
3. Tanah Liat Lainnya. Yang
termasuk kelompok ini adalah jenis tanah liat monmorilinit.
contohnya bentonit yang sangat halus dan rekat
sekali. Tanah liat ini hanya digunakan sebagai bahan campuran massa badan
kaolinit dalam jumlah yang relatif kecil
A.Produk
Kerajinan dari Bahan Alam
Pembuatan produk kerajinan di setiap
wilayah tentunya berbeda
dengan wilayah lainnya. Setiap daerah
memiliki jenis kerajinan lokal
yang menjadi unggulan daerah. Hal ini
karena sumber daya alam
setiap daerah berbeda. Misalnya,
Plered (Jawa Barat), sumber daya
alam yang banyak tersedia tanah liat,
kerajinan yang berkembang
adalah kerajinan keramik. Palu
(Sulawesi Tengah), sumber daya
alamnya banyak menghasilkan tanaman
kayu hitam, kerajinan
yang berkembang berupa bentuk
kerajinan kayu hitam. Kapuas
(Kalimantan Tengah), sumber daya
alamnya banyak menghasilkan
rotan dan getah nyatu sehingga
kerajinan yang berkembang adalah
anyaman rotan dan getah nyatu.
Beberapa kerajinan bahan alam akan
diuraikan secara singkat
pada penjelasan berikut. Namun,
kerajinan bahan alam ini merupakan
contoh saja, kamu dapat mempelajarinya
sebagai pengetahuan.
Mari kita pelajari bersama!
1. Mengenal
Kerajinan dari Bahan Alam
a. Tanah Liat
b. Serat Alam
c. Kayu
d. Bambu
e. Kulit
f. Logam
g. Batu
a.
Tanah Liat
Kerajinan
yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal orang
dengan
kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah keramos (bahasa
Yunani)
yang artinya benda pecah belah yang terbentuk dari tanah
liat
dan telah mengalami proses pembakaran. Dalam pembuatan
keramik,
tanah liat memiliki sifat plastis sehingga mudah dibentuk.
Setelah
itu, dapat dibakar dalam tingkat pembakaran suhu 600o
C
sampai 1.300o C sesuai jenis tanah liatnya sehingga tanah liat
menjadi
keras, padat, dan kedap air.
Indonesia
memiliki kerajinan keramik dari berbagai daerah yang
berciri
khas. Setiap daerah mempunyai keunikan dari bentuk, teknik
hingga
ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati di Indonesia
telah
menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan
keramik
menjadi keramik Indonesia yang kental akan corak budaya
yang
membedakannya dengan keramik China, Jepang atau Eropa Indonesia memiliki sumber daya alam berupa hutan yang
tersebar
di
seluruh Nusantara. Selama ini hasil hutan nonkayu yang berasal dari
tanaman
yang dapat diperbaharui, belum sepenuhnya mendapatkan
perhatian
dari pemerintah. Padahal tanaman nonkayu memberikan
kontribusi
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Pernahkah
kamu melihat eceng gondok yang biasa tumbuh di
air?
Enceng gondok tentu menjadi tanaman pengganggu bagi orang
awam.
Tetapi, bagi warga daerah tertentu seperti di Kulon Progo,
enceng
gondok menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Daerah
ini menjadi sentra kerajinan tangan dari enceng gondok.
Selain
eceng gondok, masih banyak lagi produk kerajinan dari
bahan
serat alam, melihat makin variatifnya keinginan dan kebutuhan
masIndonesia
memiliki hutan tropis yang banyak menyimpan kekayaan
alam
kayu terbesar di dunia. Kayu-kayu yang dihasilkan pun banyak
macamnya.
Di antaranya: kayu jati, kayu mahoni, kayu pinus,
kayu
sawo, kayu nangka, kayu kelapa, dan sebagainya. Produk
kerajinan
yang dihasilkan dari kayu juga bervariasi, mengikuti teknik
pembuatan
dan tekstur kayunya.
Kerajinan
ukir dari beberapa daerah di Indonesia sudah dikenal
di
mancanegara sejak zaman dahulu. Setiap daerah memiliki
motif
atau corak ukir yang berbeda. Setiap motif mempunyai
nilai
keindahan dan keunikan serta makna simbolis yang penuh
perlambangan
dan juga nasihat. Beberapa daerah yang dikenal
ukiran
atau pahatannya adalah Jepara, Yogyakarta, Cirebon, Bali,
Toraja,
Palembang, Kalimantan, dan masih ada daerah lainnya. Kita
perlu
mengenal dan melestarikan motif ukir Nusantara. Kekayaan
kreasi
bangsa Indonesia perlu kita syukuri sebagai kekayaan budaya
yang
tak dapat hilang oleh waktu.
Kayu-kayu
yang tergolong keras dapat dibuat karya kerajinan
dengan
teknik ukir atau pahat, selain itu juga dapat dengan teknik
tempel
atau sambung, baik dengan perekat maupun dengan paku.
Proses
mengukir dan memahat diawali dengan membuat sketsa
di atas
kayu, lalu kayu dipahat dengan menggunakan alat pahat
dan
pemukul.yarakat saat ini. d. Bambu
Bambu
dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai
estetis
dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang
Indonesia
telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan,
mulai
dari yang paling sederhana seperti tempat jemuran hingga
tikar
dan anyaman yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih
digunakan
untuk keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk
kerajinan
bambu tampil dengan desain lebih menarik dan artistik
hingga
kini banyak digunakan di hotel-hotel berbintang, cottages,
spa,
butik, bank, toko serta interior bangunan modern.
Beberapa
teknik dalam pembuatan kerajinan bahan alam dari
bambu
adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung.
Anyaman
Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan
berbagai
motif dan bentuk yang e. Kulit
Zaman
dahulu telah dikenal kerajinan berbahan dasar kulit sebagai
wayang.
Tahukah kamu kerajinan wayang? Dalam pengertiannya
wayang
berarti bayangan. Wayang kulit merupakan warisan budaya
dari
nenek moyang kita. Oleh sebab itu, UNESCO telah menetapkan
anugerah
warisan bangsa terhadap wayang kulit Indonesia. Kamu
perlu
mengenal dan melestarikannya, agar tidak punah, baik dalam
pembuatan
produk wayang kulit ataupun belajar memainkan wayang
kulit.
Selain untuk wayang, dalam perkembangannya bahan dasar
kulit
banyak juga dihasilkan untuk produk lain. Ini merupakan hal
yang
menarik untuk kamu cari tahu.
Kulit
yang dihasilkan dari hewan seperti: sapi, kambing, kerbau,
buaya,
dan hewan lainnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar
kerajinan.
Proses pembuatan bahan baku kulit cukup sederhana. Kulit
hewan
potong dicuci bersih terlebih dahulu, direntangkan, lalu dijemur
langsung
dengan sinar matahari hingga kering. Sesudah kering, kulit
digosok
untuk menghilangkan bulu dan kotoran dengan menggunakan
kapak
kecil. Kemudian kulit dicuci bersih dan dijemur kembali. Setelah
itu,
kulit baru dapat dipergunakan. Jenis proses seperti ini dinamakan
proses
kulit mentah yang biasanya dipergunakan untuk pembuatan
wayang
kulit. Namun, ada lagi proses kulit yang disamak yang dapat
dijadikan
benda kerajinan seperti tas, sepatu, dTeknik yang digunakan dalam membuat motif
pada kerajinan wayang
kulit
adalah teknik pahat dan sungging. Namun, dikenal pula teknik
lain
untuk pembuatan kerajinan kulit seperti teknik rekat, jahit, tekan
(press),
dan teknik pahat.ompet, dan sebagainya.
menarik. f. Logam
Sebagai
pengetahuan, kamu perlu mengetahui bahwa bahan
alam
yang termasuk dalam kategori logam juga banyak macamnya,
seperti:
emas, perak, perunggu, aluminium, besi, dan kuningan.
Daerah
penghasil kerajinan emas terdapat di Kalimantan Selatan
maupun
Jawa. Kerajinan perak terdapat di daerah Yogyakarta,
Sumatera
Barat, dan Bali. Untuk mengetahui daerah asal penghasil
jenis
logam lainnya, gunakan rasa keingintahuanmu untuk dapat
memperoleh
informasi dari berbagai sumber.
Bahan
alam logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau
aksesoris
kemudian berkembang pula sebagai benda hias dan
fungsional
lainnya, seperti: gelas, teko, nampan, wadah serbaguna
bahkan
sampai piala sebagai simbol kejuaraan. Logam memiliki
sifat
keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik
yang
tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan
dan
tempa. g.
Batu
Bumi
Indonesia terhampar luas ragam bebatuan yang berkilau
dan
beraneka warna. Turis mancanegara kagum dengan warna
warni
bebatuan Indonesia. Daerah Kalimantan merupakan penghasil
batu
warna yang dinilai sangat unik. Banyak daerah di Indonesia
menjadikan
bebatuan warna sebagai produk kerajinan seperti:
aksesoris
pelengkap busana, juga sebagai penghias benda. Teknik
pengolahan
batu warna sebagai produk kerajinan harus digerinda
dahulu
baru kemudian dironce. Untuk interior dan eksterior, digunakan
teknik
pahat dan ukir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar